KANIGARAN – Suasana pagi di ruangan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Probolinggo cukup berbeda dari biasanya. Tak ada laptop atau peralatan pertanian yang bertebaran. Sebaliknya, kompor dan bahan makanan yang tertata rapi, siap untuk diolah.
“Hari ini kita akan membuat makanan yang di suka sama anak-anak muda, khususnya pecinta drakor (drama korea, red). Yaitu olahan perikanan odeng atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan nama fish cake. Sudah banyak yang tahu, ya?,” tanya Aristya Dyah Permatasari dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi, Rabu (14/6) pada 25 orang peserta pelatihan.
Korean Fish Cake atau juga dikenal dengan nama eomuk/ odeng merupakan salah satu menu andalan penjual Korean Street Food karena keunikan rasanya. Fish cake biasanya menggunakan daging ikan yang berwarna putih seperti ikan kakap, ikan tenggiri, ikan tuna, dan sebagainya. Dengan resep yang murah dan mudah didapat, jajanan ini dapat dibuat secara mandiri dirumah. Selain itu jajanan ini juga dapat dijadikan sebagai ide jualan yang mampu mendatangkan cuan.
Ketua Forikan Kota Probolinggo Aminah Hadi Zainal Abidin dalam sambutannya menyampaikan bahwa, salah satu produk yang sedang digemari masyarakat saat ini adalah produk jajanan pinggiran atau yang lebih dikenal dengan istilah street food. Olahan ikan ini bisa menjadi salah satu pilihan menu sebagai bentuk diversifikasi produk, yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Wanita yang juga Ketua TP PKK Kota Probolinggo itu menerangkan, Kota Probolinggo memiliki jumlah produksi perikanan sebesar 1.176,01 ton pada tahun 2022. Baik produksi perikanan tangkap (nonpelabuhan) maupun budidaya. Cukup besarnya potensi perikanan tersebut diimbangi dengan peningkatan angka konsumsi ikan masyarakat dari 44,58 kg per kapita per tahun pada tahun 2021, menjadi 47,27 kg per kapita per tahun pada tahun 2022.
“Meski meningkat setiap tahunnya, upaya peningkatan konsumsi ikan harus terus kita lakukan, mengingat pentingnya kandungan gizi pada ikan yang sangat penting, terutama bagi anak-anak,” katanya.
Ia menambahkan, diversifikasi merupakan strategi pengembangan produk baru. Di mana seiring dengan bertambahnya kompetitor, kestabilan usaha juga akan terpengaruh. Oleh karena itu, ungkapnya, perlu adanya strategi untuk mempertahankannya, salah satunya dengan diversifikasi produk.
Bunda Aminah berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, lancar dan sukses. Serta dapat membantu dalam pengembangan dan mempertahankan usaha yang sudah berjalan. “Semoga semangat kita untuk mewujudkan masyarakat Kota Probolinggo yang sejahtera, maju dan berkeadilan dapat terwujud,” tandasnya.
Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Hasil Perikanan Bersama Ketua Forikan Kota Probolinggo, bertujuan untuk meningkatkan keanekaragaman produk olahan kelautan dan perikanan. Sekaligus sebagai wujud peningkatan angka konsumsi ikan di Kota Probolinggo. (es/qie)