KANIGARAN – Pemerintah Kota Probolinggo melalui Badan Perencanaan, Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk mengelola Sumber Daya Alam kota setempat. Hal ini dilakukan sesuai dengan amanat Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa, “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
Berdasarkan amanat tersebut, Bappeda Litbang pun mengambil tajuk “Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan Masyarakat dalam Rangka Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Melalui Pemberdayaan Masyarakat (Hulu – Hilir – Berkelanjutan – Bertanggungjawab)”. FGD dibuka oleh Asisten Administrasi Umum Retno Fadjar Winarti pada Senin (27/11) pagi di Gedung Puri Manggala Bhakti kantor wali kota setempat.
Adapun peserta FGD merupakan perwakilan tokoh masyarakat dari lintas sektor pekerjaan. Diantaranya, Ketua LPM kecamatan, kelompok tani, kelompok wanita tani, kelompok nelayan, serta pemangku kebijakan dari lima kecamatan. Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Litbang Sena Setyoaji dalam laporannya. “Peserta FGD hari ini sebanyak 83 orang yang terdiri dari lima kecamatan, Bappeda Litbang, Ketua pengurus TP PKK, Ketua LPM kecamatan se-Kota Probolinggo, kelompok tani, kelompok peternak, kelompok pemuda tani, kelompok wanita tani, kelompok nelayan, kelompok budidaya ikan, kelompok pengolah, pemasaran hasil perikanan dan IKM,” urai Kabid Sena.
Mewakili Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin, Asisten Administrasi Umum Retno mengungkapkan bahwa lokasi Kota Probolinggo sangatlah kaya akan potensi sumber daya alam (SDA). Intensitas sinar matahari yang tinggi dan air melimpah, mampu meningkatkan hasil dari sektor pertanian dan peternakan. Namun demikian, karena berbagai faktor yang salah satunya perubahan iklim, menjadikan kualitas dan kuantitas SDA Kota Probolinggo mengalami penurunan.
“Seiring dengan terjadinya perubahan iklim seperti El Nino dan kekeringan beberapa tahun belakangan ini, serta semakin bertambahnya jumlah penduduk dan pergeseran orientasi mata pencaharian penduduk, menyebabkan terjadinya penurunan kuantitas dan kualitas sumber daya alam di Kota Probolinggo.” ungkapnya
Masih menurut Asisten Retno, hasil dari kegiatan FGD ini nantinya menjadi penting. Karena akan menyelaraskan program-program pemerintah dengan kebutuhan yang ada di masyarakat, khususnya terkait pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan bertanggungjawab. “Sehingga, permasalahan tersebut dapat segera teratasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang pada akhirnya terwujud pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan bertanggungjawab”, terang Asisten Retno.
FGD dipandu langsung oleh Kepala Bappeda Litbang Diah Sajekti Widowati Sigit. Pada kesempatan tersebut, dirinya menjelaskan mengenai rencana pengembangan SDA yang ada di Kota Probolinggo. Meliputi mata air, air tanah, sungai, sinar matahari, angin, flora dan fauna. Juga disampaikan aspek pengelolaan SDA dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, bersifat zero waste atau nol limbah dan meminimalisir nilai kehilangan. (dp/qie)