MAYANGAN - Setelah menyeleksi 40 karya tulis sejarah selama beberapa hari, akhirnya Sabtu (18/3) pagi, tim juri dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan enam pemenang lomba Menulis Sejarah/Cerita Rakyat Tingkat SMP di Kota Probolinggo Tahun 2023. Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin hadir menyerahkan piala sekaligus menyampaikan apresiasi atas kreativitas pelajar dalam menghidupkan sejarah lokal Kota Probolinggo.
Juara 1 diraih oleh Inneva Regita Alzena Susanto dari SMPN 6 dengan judul karya tulis “Menguak Sejarah Jalan Mastrip”, juara 2 adalah Melinda Putri Nadia dari SMPN 6 dengan judul “Sejarah Letak Daerah yang Tertukar dan Juara 3 adalah Aliya Syauqina Hadi dari SMPN 5 dengan judul karya tulis “Mengulik Legenda Makam Mbah Gimbal : Seorang Pelancong Penyiar Islam”.
Berikutnya, Juara Harapan 1 Winda Dwi Oktafiani dari SMPN 9 dengan judul karya tulis “Menelisik Jejak Sang Prajurit Siaman (Prajurit dari Wedusan), Juara Harapan 2 adalah Yulia Nanda Kirana dari SMPN 10 dengan judul “Menilik Sejarah Wisata Sumber Mata Air Ardi”, dan Juara Harapan 3 Shella Cahya Maulana dari SMPN 4 dengan judul karya tulis “Sejarah Asal-Usul Kali Banger Probolinggo”.
“Tentunya saya mengapresiasi adanya kegiatan lomba menulis sejarah ini, sangatlah penting, karena jangan sampai sejarah yang ada khususnya yang ada di wilayah Kota Probolinggo tidak dikenal lagi oleh generasi-generasi sekarang. Karena banyak generasi sekarang ini pengetahuan tentang masalah sejarah sudah hilang, banyak pengetahuan tentang yang viral-viral saja” kata Wali Kota Habib Hadi di Aula Disdikbud setempat.
Tidak hanya sebatas pujian saja, di depan peserta, guru dan kepala sekolah pendamping, Habib Hadi juga memberikan dukungannya agar hasil karya lomba ini bisa dibukukan. Sambil memberikan arahan, wali kota juga menyempatkan beraudiensi dengan beberapa peserta lomba.
Masing-masing peserta diminta untuk menceritakan mengenai hasil karyanya, sambil sesekali juga menyampaikan tanggapan. Kriteria penilaian dalam lomba menulis cerita sejarah ini antara lain pemilihan judul, substansi tulisan, redaksional dan gaya bahasa, kesesuaian dan sistematika serta data dan sumber informasi.
Ditemui usai menerima piala, pemenang juara 1 Inneva mengatakan alasan dirinya menulis sejarah Jalan Mastrip karena keingintahuannya tentang siapakah sosok dibalik kata Mastrip itu.
“Sebenarnya saya ingin mencari tahu, apa sih arti dari Jalan Mastrip itu, apakah itu nama seorang pahlawan, ternyata dibalik penamaan itu ada sekelompok pemuda yang berjuang memerdekakan Probolinggo,” terang remaja yang memiliki hobi bernyanyi dan bercerita itu. (dp/fa)