KANIGARAN - Sebagai tindak lanjut atas dukungan Pemerintah Australia pada program Gerakan Probolinggo Sahabat Disabilitas (PROHADI), Rabu (14/6) siang Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia yang diwakili Deputi Ambassador Lauren Bain lakukan kunjungan monitoring program INKLUSI kemitraan Australia Indonesia di Pendopo Kantor Kecamatan Kanigaran. Kehadirannya disambut oleh Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin bersama Bunda Inklusi Kota Probolinggo Aminah Hadi.
Diketahui, Pemerintah Australia (Australia Government) yang bermitra dengan PPDIS (Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo) dan SIGAB (Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel) telah memberikan pendampingan pada enam Kelompok Disabilitas Kelurahan (KDK) di Kota Probolinggo. Di antaranya pada KDK Ketapang, Kelurahan Pilang dan Kelurahan Kademangan yang berada di Kecamatan Kademangan. Berikutnya, KDK Curah Grinting, Kelurahan Kebonsari Kulon dan Kelurahan Kanigaran yang berada di Kecamatan Kanigaran.
Dalam sambutannya, Wali Kota Habib Hadi mengatakan bahwa kehadiran Pemerintah Australia pada kunjungan kali ini menjadi penyemangat untuk mewujudkan komitmen pemerintah mendukung program inklusi. “Dengan adanya kunjungan dari rombongan Ibu Lauren itu menjadikan penyemangat kita untuk terus hadir dan memperhatikan warganya yang mempunyai keterbatasan dan kekurangan,” terang Habib Hadi.
Kedepan, Habib Hadi juga mengaku siap berkolaborasi agar semakin banyak manfaat yang dirasakan oleh kelompok disabilitas. “Kedepan kita terus akan berkolaborasi, menunggu masukan-masukan, advice tentang masalah infrastruktur, dari pendidikan dan lain-lainnya yang mana supaya kehadiran pemerintah kepada para disabilitas betul-betul dirasakan, itu yang menjadi komitmen kita,” tambahnya.
Sementara itu, mewakili Pemerintah Australia Lauren Bain menyampaikan rasa senangnya atas komitmen Kota Probolinggo yang semakin ramah terhadap disabilitas. Lauren juga berjanji akan meneruskan kerjasama program inklusi ini. “Saya juga ingin terus melanjutkan kerjasama baik ini untuk memperkuat kolaborasi antara Pemerintah Australia dan Indonesia untuk isu hak-hak disabilitas melalui program Inklusi,” kata Lauren.
Dalam seremoni kunjungan tersebut, delegasi Pemerintah Australia juga diajak untuk berkeliling ke stan promosi melihat hasil kreasi anggota KDK. Beberapa produk yang dipamerkan antara lain, keranjang buah, olahan telur asin, mie kelor, aneka minuman tradisional, sirup telang, keripik mangga dan kreasi buket.
Salah satu anggota KDK Kebonsari Kulon, Ayu yang mempromosikan produk olahan pisang mengaku mendapat banyak manfaat dengan tergabung dalam anggota Kelompok Disabilitas Kelurahan ini. “Saya bisa lebih mandiri, nambah penghasilannya, nambah produk yang dijual, nambah sari kedelai sama jamu kunir asem,” kata Ayu yang merupakan penyandang disabilitas mental itu.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Fasilitator Kelurahan Kebonsari Kulon, Kasiyati yang mengatakan bahwa KDK berperan dalam membantu usaha Ayu sekaligus mendukung kesehatan mentalnya. ”Kalau kemarin itu saya bantu secara penyalurannya, kan kemarin itu cuma dijajakan ke puskesmas, dia itu difabel mental yang sekarang sudah stabil, jadi kemarin-kemarinnya dia agak malu-malu tapi sekarang sejak di ajak di KDK, Alhamdulillah,” terang Kasiyati.
Pada kesempatan tersebut juga hadir Sekretaris daerah Ninik Ira Wibawati, kepala perangkat daerah terkait, Direktur PPDIS, Direktur SIGAB dan perwakilan penyandang disabilitas Kota Probolinggo. (dp/uby)