MAYANGAN - Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin membuka secara resmi gelaran Festival Pendalungan Jelang Ramadan 1444 H, Rabu (8/3), di Alun-alun setempat. Pembukaan giat yang berlangsung sampai dengan Sabtu (18/3) mendatang itu, diawali dengan suguhan 3 penari dari Sanggar 22 Padepokan Indonesia, dengan tari minion jaran bodak dan gunungan kue kucur. Puncaknya, pemukulan gong menjadi tanda diresmikannya pesta rakyat tepat sekira pukul 14.30 WIB.
Dalam sambutannya Wali Kota Habib Hadi mengatakan, Kota Probolinggo adalah salah satu kota transit yang berada di daerah tapal kuda Jawa Timur, yang memiliki letak geografis strategis, yang di dalamnya terdapat berbagai etnis, hidup secara berdampingan.
“Etnis Arab, Jawa, Madura dan Tionghoa, sehingga terjadi akulturasi perpaduan budaya yang dinamakan pendalungan. Tentunya ini adalah suatu kekuatan dan kebanggaan yang kita miliki. Sehingga kerukunan dan kedamaian bisa berjalan dengan baik (selama ini di Kota Probolinggo),” katanya.
Budaya Pendalungan sendiri, lanjutnya, sangat kental terasa dengan menghasilkan dialek bahasa, kuliner yang unik. Itulah yang menjadi latar belakang diselenggarakannya festival bertemakan pendalungan itu. “Mudah-mudahan (kegiatan ini) berjalan dengan baik dan menumbuhkan perekonomian di Kota Probolinggo,” harapnya.
Orang nomor satu di Kota Seribu Taman itu juga menyampaikan bahwa Kota Probolinggo terus berbenah untuk melengkapi sarana dan prasarana yang ada. Habib Hadi menyebut diantaranya revitalisasi Alun-alun, relokasi pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berjualan di pinggir jalan ke area food court yang lebih terjamin kenyamanannya baik bagi pedagang itu sendiri maupun bagi pengunjung yang menikmatinya.
Didampingi Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (DKUP) Fitriawati, total ada 187 pedagang yang menempati food court dua lantai. Di lantai atas, ditempati oleh sekitar 93 PKL. Lalu sisanya di lantai bawah, ada 95 PKL. Tak hanya itu, para pedagang juga dibekali etalase yang disediakan pemerintah, meski ada juga pedagang yang masih menggunakan gerobak dagangannya sendiri. “Dengan segala fasilitas yang telah diterima ini, harapannya semoga bisa dijaga. Demikian juga dengan kebersihannya, mohon sekali untuk dijaga,” ujar Fitri.
Usai membuka kegiatan, Habib Hadi juga berkenan meninjau lokasi pujasera baru yang berlokasi di sisi timur Alun-alun tersebut. Habib Hadi pun meresmikan pembukaan pujasera ini dengan menggunting pita di area pintu masuk sisi sebelah utara.
Obrolan yang santai dan ringan dengan beberapa pedagang. Ia ingin mengetahui secara langsung bagaimana respon pedagang pasca relokasi. “Alhamdulillah terima kasih, Habib. (lokasinya) Nyaman, lebih baik dari sebelumnya. Mandher barokah,” ucap Rofi’ah, salah satu pedagang yang menjajakan rujak erok-erok.
Ditemui usai giat, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (DPUPR Perkim) Setiorini Sayekti mengatakan konstruksi lokasi pujasera lantai atas, tidak rigid seperti beton, melainkan baja. Sehingga menimbulkan sensasi getar yang dirasakan pengunjung ketika berjalan. “Namun demikian bisa kami pastikan aman, karena desain dan pembangunannya juga sudah melalui analisa tim tenaga ahli dari ITS. Kapasitasnya sampai dengan enam ratus orang,” tegasnya.
Pada kesempatan itu tampak sejumlah pejabat turut hadir diantaranya Ketua DPRD Kota Probolinggo Abdul Mujib, Kapolres Probolinggo Kota Wadi Sa’bani, Ketua Pengadilan Negeri Yusti Cinianus Radjah, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Risman Soemantri, Kepala Bank Jatim, perwakilan kejari dan Kepala Perangkat Daerah di Lingkungan Pemkot Probolinggo. (es/fa)