WONOASIH - RW 8, Kelurahan Kedung Asem terpilih sebagai lokasi verifikasi usulan Proklim (Program Kampung Iklim) Sertifikat Utama Tahun 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Senin (21/8) pagi. Verifikasi lapangan ini dilakukan secara online, dari rumah seorang warga setempat, tepatnya, di depan IPAL Komunal Kedung Kemiri Jalan Kapt. Saroe.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo Retno Wandansari menyampaikan bahwa Proklim merupakan program berlingkup nasional, dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam melakukan aksi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Serta meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjaga kelestarian alam.
“Proklim merupakan upaya meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta penurunan emisi gas rumah kaca,” katanya.
Retno menyebut, dipilihnya RW 8 Kelurahan Kedung Asem sebagai lokasi Kampung Proklim, salah satunya adalah dikarenakan wilayah ini turut mendukung adanya kegiatan perubahan iklim dengan ragam gebrakan inovasinya. Seperti adanya biogas, keberadaan pabrik tahu yang cukup besar, produk daur ulang, KRPL dengan pemanfaatan lahan kosong, 2 IPAL umum, bank sampah yang dikelola dengan baik, dll,
“Sehingga harapannya kegiatan verifikasi proklim ini mendapatkan hasil yang maksimal sesuai apa yang kita harapkan yaitu mendapatkan predikat Proklim Sertifikat Utama,” harapnya.
Kelurahan Kedung Asem sendiri menjadi satu-satunya perwakilan dari Kota Probolinggo yang masuk nominasi. Setelah sebelumnya kota yang dikenal dengan ikon Angin, Anggur dan Mangganya ini juga mendaftarkan 3 lokasi lainnya. Yaitu Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan, Kelurahan Kebonsari Kulon Kecamatan Kanigaran dan Kelurahan Jrebeng Wetan Kecamatan Kedopok.
“Yang lolos dan masuk nominasi, Kelurahan Kedung Asem ini,” katanya.
Giat yang turut dihadiri oleh Camat Wonoasih, Deus Nawandi dan Lurah Kedung Asem, Yudo Pratomo dan sejumlah kader TP PKK Kelurahan Kedung Asem itu juga menyajikan pemutaran video profil Kampung Iklim RW 8 Kelurahan Kedung Asem. Termasuk juga, yel-yel dan pemaparan kampung iklim “Parcajeh” yang dipresentasikan Ahmad Sidik selaku narahubung. Sedangkan tim verifikator giat ini adalah Ni Nyoman Yeni Susanti dan Arie Maya Wijayanti.
Camat Deus ditemui di sela-sela acara mengaku siap dengan pelaksanaan giat hari ini. Ia menyebut, proklim merupakan isu paling sentral saat ini. “Di mana kita harus menjaga keseimbangan. Ada sesuatu harus menggerakkan ekonomi kita, tetapi juga harus ada balance terkait kelestarian lingkungan hidup. Dengan adanya kegiatan ini, tentunya merupakan hal yang positif yang harus diapresiasi dan (sekaligus sebagai) cara untuk menggerakkan partisipasi masyarakat, terkait dengan adaptasi, mitigasi untuk pelestarian lingkungan hidup,” terangnya.
Sementara itu Lurah Yudo mengatakan untuk mewujudkan tata kelola kampung iklim yang baik, sedikitnya ada 3 parameter terkait dan penting dilakukan. Yaitu, adaptasi lingkungan, mitigasi dan dukungan berkelanjutan masyarakat.
Adaptasi lingkungan di antaranya mencakup pengendalian bencana alam, pengendalian penyakit dan peningkatan ketahanan pangan. Mitigasi, terkait pengelolaan sampah, budidaya pertanian dan penghijauan lingkungan. Serta dukungan berkelanjutan masyarakat meliputi kapasitas masyarakat itu sendiri, dukungan kebijakan dan eksternal program dan kegiatan yang disinergikan dari tingkat pusat sampai tingkat bawah. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan, untuk mendukung pengurangan stunting, sampah plastik, kelestarian alam menuju kehidupan berkelanjutan dan warisan pada anak cucu kelak.
Sebagai informasi, pendaftaran Proklim ini sendiri yaitu dilakukan melalui Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan Aplikasi SPECTRUM yang telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam melaksanakan atau mendukung kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak. Pendaftaran kemudian ditindaklanjuti dengan verifikasi lokasi pengusul melalui sekretariat Proklim.
Ada beberapa hal yang diverifikasi dalam kegiatan tersebut yaitu kegiatan adaptasi, mitigasi dan aspek kelembagaan. Di mana pemenangnya berhak atas penghargaan berupa sertifikat proklim dari Menteri LHK. (es/qie)