Serunya Nonton Kerapan Sapi Brujul, Mulai Terciprat Lumpur Sampai Pulang Bawa Hadiah

2023

WONOASIH Kerapan sapi brujul Dandim Cup yang diselenggarakan di Jalan Kyai Syafi’i Kleurahan Jrebeng Kidul berlangsung penuh keseruan. Di hari Minggu (9/7) mulai jam 8 pagi hingga jelang sore, masyarakat memadati arena balapan yang berlumpur. Semakin siang, semakin terasa keseruan event yang menjadi rangkaian acar aSemipro 2023 ini.

Sejumlah penonton rela berpanas-panasan hingga kecipratan lumpur demi menyaksikan joki sapi brujul mengendalikan sepasang sapi yang biasanya digunakan untuk brujul atau membajak sawah kini malah diajak balapan. Tak jarang, penonton pun berlarian karena beberapa sapi keluar dari jalur lintasan sepanjang 100-150 meter tersebut. Meski demikian, kondisi tetap berjalan lancar dan aman, sehingga tak satupun penonton yang terluka.

Dandim 0820 Probolinggo Letkol ARH Heri Budiasto, didampingi Staf Ahli Agus Hartadi, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Rachmadeta Antariksa, sejumlah Forkopimcam, Camat Wonoasih dan Lurah Jrebeng Kidul, mengatakan, kerapan sapi brujul saat ini kembali digelar setelah 2 tahun vakum, karena adanya pandemi Covid-19.

Kerapan sapi brujul ini, lanjutnya, diikuti oleh kurang lebih 40 peserta se-Probolinggo, dan memperebutkan piala Dandim Cup serta uang total senilai jutaan rupiah.

“Saya memang meminta Wali Kota Habib, agar pelaksanaan ini memperebutkan piala Dandim Cup. Yang artinya, apapun yang terjadi hari ini adalah tanggung jawab saya. Dan saya cukup bangga melihat antusias warga yang ikut menyaksikan (kerapan sapi) ini,” ucapnya.

Kerapan sapi brujul merupakan tradisi yang sudah menjadi warisan harta tak berbenda. Historinya saat memasuki musim panen, petani iseng melakukan balapan. Dari situ kemudian karapan sapi brujul dikenal masyarakat Kota Probolinggo.

“Kerapan sapi brujul ini merupakan ciri khas dari Kota Probolinggo. Di daerah lain tidak ada (kerapan sapi brujul) dan akan kita laksanakan setahun sekali,” jelasnya.

Tak seperti kerapan sapi Madura yang menggunakan sapi terlatih. Kerapan sapi brujul terbilang unik, hal itu karena balapan atau kerapan menggunakan sapi ternak yang biasa digunakan untuk membajak sawah. Sapi pembajak sawah ini terlihat bongsor atau gemuk. Meski begitu, jangan anggap remeh performa mereka saat menerjang lumpur di area sawah. Sepasang sapi brujul ini mampu berlari menerjang tebalnya lumpur sawah.

Ia menambahkan, tak hanya sekedar ajang balap antar hewan ternak saja, ke depan, pelaksanaan kerapan sapi akan melibatkan partisipan dari pewarta luar negeri. Menurutnya, hal ini merupakan suatu upaya memajukan nama Kota Probolinggo sekaligus menjadi sarana promosi yang baik, untuk mengenalkan tradisi ini, khususnya, hingga ke mancanegara.

“Rencananya tahun depan kita juga akan undang wartawan dari luar negeri, di mana hari ini mereka ada di tengah-tengah kita untuk melakukan survey. Dan itu dikaitkan dengan bagaimana Kota Probolinggo menjadi kota terdepan di Jawa Timur,” serunya.

Dandim Heri Budiasto berharap, dari ajang ini tak hanya sekedar hiburan semata yang didapat. Namun juga menjadi support bagi pertumbuhan ekonomi UMKM yang ada di sekitarnya. Sementara untuk pemilik sapi, dengan mengikutsertakan hewan ternaknya di lomba tahunan ini, dapat meningkatkan daya jual sapi. Terlebih sapi yang mendapat kategori menang.

Pun untuk petani di sekitar lapangan kerap, ia berharap, padi atau jagung yang di tanam memperoleh hasil yang lebih baik dan meningkat.

Sebagai informasi, tradisi Kerapan Sapi Brujul Kota Probolinggo telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal 18 Oktober 2019.

Rozi (26), salah satu penggemar karapan sapi brujul warga asal Kademangan, tampak sangat antusias menyaksikan kerapan sapi pembajak sawah tersebut.

“Saya datang untuk menonton kerapan sapi brujul ini. Seru, masio saya ikut kecipratan lumpur. Di mana ada kerapan sapi brujul, pasti saya datang. (datang ke lokasi) Rame-rame, sama keluarga juga,” ungkapnya.

Ia berharap, kerapan sapi brujul ini tetap dipertahankan dan secara terus menerus digelar tiap tahunnya. Karena, ini menjadi hiburan tersendiri bagi warga setempat.

Tepat pukul 17.30 WIB, nama-nama pemenangpun di dapat. Adalah sapi bernama Gajah Mada milik Asnan warga Desa Pohsangit Leres Kabupaten Probolinggo unggul sebagai pemenang kategori B. Menyusul selanjutnya, PJT Macan Asia Triwung Kidul dan sapi milik Supri, warga Laweyan Kabupaten Probolinggo.

Sedangkan untuk kategori A, pemenangnya adalah Sucik asal Kelurahan Sumber Wetan Kecamatan Kedopok, dengan nama sapi Dortudor. Juara kedua diraih sapi PJT Macan Gila dari  Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan dan juara ketiga diraih sapi milik Alfan warga Kel/Kec. Kademangan. (es/qie)

BAGIKAN