Teatrikal Perjuangan Pemuda Kota Probolinggo, Warnai Peringatan HSP

2023

KANIGARAN - Sabtu (28/10) pagi, Pemerintah Kota Probolinggo menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda (HSP) Ke-95 Tahun 2023 di halaman kantor wali kota setempat. Upacara diikuti oleh perwakilan pegawai di lingkungan pemkot serta pelajar dari tingkat SMP dan SMA. Tema agenda HSP tahun ini adalah "Bersama Majukan Indonesia".

Bertindak sebagai Inspektur upacara mewakili Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, Asisten Administrasi Umum Retno Fadjar Winarti. Ia menyampaikan dalam amanatnya bahwa sejarah sumpah pemuda merupakan tonggak awal persatuan pemuda Indonesia dalam mewujudkan kemerdekaan. "Ikrar sebagai satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa dimotori oleh para pemuda dari berbagai suku, budaya, agama, dan daerah yang 17 tahun kemudian melahirkan kemerdekaan bangsa Indonesia," katanya.

Masih menurut asisten Retno, adanya sumpah pemuda juga telah menjadi bukti bahwa perbedaan latar belakang suku, agama dan ras yang ada di Indonesia bisa disatukan sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. "Peristiwa sejarah sumpah pemuda ini telah mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa. Sumpah pemuda membuktikan bahwa perbedaan Bangsa Indonesia sebenarnya dapat disatukan menjadi penjelmaan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu," jelasnya.

Diketahui upacara peringatan HSP ini juga sekaligus memperingati Hari Jadi ke-78 Provinsi Jawa Timur. Menyambung hal tersebut, Asisten Retno berpesan kepada peserta upacara agar selalu bekerja dan berusaha dalam mewujudkan mimpi. Seperti motto Provinsi Jawa Timur Jer Basuki Mawa  Beya. "Jer Basuki Mawa Beya, sebuah pepatah Jawa Timur yang bermakna sudah seharusnya setiap keberhasilan, kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup berawal dari pengorbanan, kerja keras dan upaya yang kita perjuangkan bersama untuk meraihnya," jelas Retno yang dulu pernah berdinas di Inspektorat Kota Probolinggo itu.

Ada yang menarik dari upacara peringatan HSP kali ini. Yakni, sebuah penampilan teatrikal persembahan dari sanggar Gembok Kota Probolinggo.  Mengambil latar waktu 1947, diceritakan ulang sebuah peristiwa perjuangan pemuda-pemudi Kota Probolinggo kala itu. Mereka mengusir kedatangan kembali penjajah Belanda yang tidak terima dengan kemerdekaan Negara Indonesia.

Hal tersebut diceritakan oleh Ketua Sanggar Teater Gembok Muhamad Suharis. "Soal penembakan di Gotong Royong, waktu itu Belanda balik tahun '47 setelah proklamasi, lewat Situbondo langsung ke Probolinggo, di Bentar sudah didatangi oleh tentara Indonesia di Dringu ada pertumpahan darah lagi tidak ada yang selamat, baru itu ke Gotong Royong terjadi, mengusir kembali Belanda, tidak terima Indonesia sudah merdeka" terang Haris panggilan akrabnya

Juga diserahkan piagam penghargaan kepada pegawai Pemkot Probolinggo yang purna tugas di bulan November oleh Asisten Administrasi Umum. Selanjutnya, upacara ditutup dengan lagu-lagu perjuangan yang dinyanyikan oleh tim paduan suara dari SMA Negeri 3 Kota Probolinggo. Diantaranya, lagu Satu Nusa Satu Bangsa, Bangun Pemudi Pemuda serta Bagimu Negeri. (dp/qie)

BAGIKAN