TP PKK Probolinggo Tekan Stunting dengan Internalisasi Pengasuhan Balita

2023

MAYANGAN - “Jadi hari ini kita ada giat berkaitan dengan penanganan stunting. Kami di TP PKK Kota Probolinggo sendiri sudah melakukan peranan seperti pendampingan untuk keluarga beresiko stunting, sarana dan prasarana untuk 218 posyandu, pemberian PMT dan termasuk didalamnya taman Aku Hatinya PKK,” ujar Ketua TP PKK Kota Probolinggo Aminah Hadi Zainal Abidin, saat menghadiri giat Internalisasi Pengasuhan Balita dalam Rangka Penurunan Stunting pada Masyarakat, Kamis (23/11), di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jalan Basuki Rahmad 20A Kelurahan Mangunharjo.

Aminah mengatakan, program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (bangga kencana) merupakan program BKKBN untuk mewujudkan keluarga berkualitas dan generasi emas pada tahun 2045 mendatang.

Untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas, perlu menyinergikan program-program lintas sektor, salah satunya dengan program-program dari PKK. Di antaranya dengan adanya pengasuhan 1000 Hari Pertama Kelahiran, terhitung sejak saat kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Dengan rangkaian program kerja ini yang bersinergi dengan semua lintas sektor diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting di Kota Probolinggo. “Dengan harapan, semua orang tua turut serta memperhatikan pola asuh anaknya, terus rajin-rajin datang ke posyandu, supaya angka stunting di Kota Probolinggo berkurang,” harapnya.

Melalui kegiatan itu pula, Bunda Aminah mengajak ratusan peserta yang terdiri dari keluarga baduta/ balita, kader BKB (Bina Keluarga Balita), PKK, Penyuluh KB, dan duta genre tersebut turut mendukung program-program PKK yang bertujuan mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera berkualitas dan bebas stunting.

Sekretaris BKKBN Provinsi Jawa Timur Nyigit Wudi Amini menyampaikan, stunting menjadi perhatian dunia karena memiliki dampak jangka pendek maupun jangka panjang yang sangat merugikan mulai dari balita itu sendiri hingga negara. 

“Stunting menjadi perhatian kita bersama karena memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Kita semua menyadari bahwa sampai saat ini, stunting menjadi persoalan gizi yang serius di seluruh dunia,” ujarnya.

Nyigit menambahkan, stunting terjadi karena kondisi ibu yang kekurangan gizi sejak masa kehamilannya serta infeksi berulang pada balita yang menjadikan balita menjadi lebih rentan terhadap penyakit sehingga menyebabkan tumbuh-kembangnya tidak optimal.

“Yang menjadi perhatian kita, angka stunting di Indonesia yang menjadi bagian dari negara Asia, masih tergolong tinggi. Di Jawa Timur saja angkanya masih 19,2 persen. Artinya diantara seratus orang, ada 4-5 anak yang mengalami stunting,” terangnya.

Nyigit mengatakan acara hari ini merupakan salah satu strategi percepatan penurunan dan pencapaian target prioritas nasional pengasuhan balita serta pemantauan tumbuh kembang dimana 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan balita. Mengingat penanggulangan stunting yang paling efektif yaitu dilakukan pada 1000 HPK.

“Saya mengapresiasi giat ini karena seribu hari pertama kehidupan itu betul-betul bisa dipahami oleh ibu-ibu yang ada di Kota Probolinggo, pengasuhan yang benar itu seperti apa. Sehingga harapannya stunting itu tidak ada,” tegasnya.

1000 hari pertama kehidupan yaitu masa sejak awal dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun adalah periode emas dimana pertumbuhan otak sangat pesat yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes, P2KB) NH. Hidayati menerangkan, balita stunting akan mengalami Tingkat kecerdasan yang tidak maksimal, menjadikan anak lebih rapuh terhadap penyakit dan malproduktif di masa depan.

Untuk itu, lanjutnya, perwakilan BKKBN Provinsi Jatim bekerjasama dengan TP PKK Kota Probolinggo serta Dinkes P2KB melaksanakan kegiatan ini, untuk menanamkan pentingnya pengasuhan pada 1000 HPK.

“Tujuannya, untuk meningkatkan komitmen pemangku kebijakan dan mitra kerja untuk pelaksanaan promosi dan pengasuhan seribu hari pertama kehidupan. Sekaligus meningkatkan pengetahuan Masyarakat dalam pengasuhan balita yang tepat di masa seribu HPK itu bagaimana,” tuturnya.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dengan tema “Simulasi Kemampuan Menolong Diri Sendiri  Dan Tingkah Laku Sosial dan Pentingnya Pengasuhan yang Tepat dimasa 1000 HPK”, dengan menghadirkan narasumber psikolog dan dokter spesialis anak. (es/qie)

BAGIKAN