Tukarkan Budaya Eco Pesantren, DLH Adakan Pembinaan

2023

MAYANGANDLH Kota Probolinggo membina warga pesantren untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Kegiatan itu dilaksanakan dalam kerangka Pembinaan dan Monitoring Evaluasi Implementasi Eco Pesantren Kota Probolinggo Tahun 2023, di Aula Bestari, kantor DLH setempat, Kamis (16/11).

Melalui program masyarakat di  lingkungan pondok pesantren bisa berperan aktif dalam mewujudkan pondok pesantren yang ramah lingkungan.

Melalui program ini pula, pengasuh adan pengurus pondok pesantren (ponpes) diharapkan bisa menularkan ilmu tentang eco pesantren ke lebih banyak santri. Sebagai penyemangat, dua ponpes yang telah melaksanakan program penerapan eco pesantren dijadikan narasumber dalam acara ini. Dua ponpes ini bahkan telah mendapat penghargaan tingkat Provinsi Jawa Timur di Tahun 2022 lalu.

Giat yang dimulai sekira jam 1 siang itu, dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Wawan Soegiyantono. Didampingi Kepala DLH Retno Wandansari dan M. Taufiq, perwakilan Kemenag Kota Probolinggo. Acara itupun berlangsung guyub penuh kekeluargaan.

Dalam arahannya, Asekbang Wawan menyampaikan, bahwa dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengamanatkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama tiga pilar antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

“Program kegiatan ini sudah berjalan di Kota Probolinggo. Perlu adanya monitoring dan evaluasi berkaitan pengelolaan lingkungan. Dari masalah lingkungan ini sendiri, luas sekali. Air bersih, udara, keindahan, penanaman penghijauan dan lain sebagainya. Ini penting sekali,” ujarnya.

Pondok pesantren merupakan salah satu sumber daya yang memiliki potensi besar dalam menggerakkan masyarakat sekitarnya dan menjadi motivator dalam melakukan penyadaran dan kepedulian terhadap permasalahan lingkungan. Seperti penghematan air dan energi, gerakan penanaman pohon, menjaga kebersihan udara dan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Hal ini juga merupakan aksi mengurangi efek gas rumah kaca yang berdampak terhadap timbulnya perubahan iklim.

”Permasalahan lingkungan yang terjadi di Kota Probolinggo ini tidak hanya masalah pengelolaan sampah, saja tetapi juga masalah peningkatan emisi gas rumah kaca, berkurangnya ruang terbuka hijau dan terjadinya genangan dan banjir yang semuanya sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim,” katanya. 

Kompleksitas penanganan permasalahan tersebut, lanjutnya, semakin meningkat seiring dengan perkembangan suatu kota dalam hal ini sentralisasi kegiatan ekonomi maupun meluasnya wilayah perkotaan dan tentunya tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja.

Selain permasalahan sampah, Wawan menuturkan, semakin berkurangnya ruang terbuka hijau di kalangan pondok pesantren juga harus menjadi perhatian bersama. “Karena pohon merupakan salah satu penghasil O2 terbesar dan dapat mengurangi kebisingan dan polusi udara. Sehingga perlu dilakukan gerakan penanaman pohon di kalangan pondok pesantren untuk mewujudkan suasana yang bersih, nyaman dan ramah lingkungan,” tutunya.

Wawan berharap, giat ini mampu memberikan tambahan wawasan dan penyadaran masyarakat di lingkungan pondok pesantren untuk berkelanjutan dalam menerapkan eco pesantren khususnya dan seluruh masyarakat Kota Probolinggo umumnya untuk peduli dan sadar terhadap lingkungan dan sekaligus sebagai upaya mempertahankan adipura.

”Apa yang kita dapatkan hari ini jangan hanya berhenti di sini atau menjadi program sesaat. Saya berharap ilmu yang didapat dari narasumber betul-betul dapat diterapkan di lingkungan pondok pesantren dan lingkungan rumah tangga kita secara berkelanjutan. Untuk mewujudkan Kota Probolinggo yang berketahanan iklim, berkelanjutan dan berdaya saing menuju Probolinggo yang hebat dan handal,” tutupnya.

Pada kesempatan itu, perwakilan dari PP. An-Nahdliyah dan PP. Riyadlus Sholihin pun didapuk untuk memberikan kiat materi sharing implementasi eco pesantren berupa best practice. Kedua ponpes ini merupakan perwakilan Kota Probolinggo dalam meraih penghargaan  Eco Pesantren Terbaik Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2022, yang diserahkan langsung oleh Gubernur Khafifah Indar Parawansa. (es/qie)

BAGIKAN