MAYANGAN - Guna mewujudkan pemilihan umum (pemilu) tahun 2024 yang aman, lancar dan damai, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Probolinggo, Senin (4/12) pagi menggelar Dialog Etika dan Budaya Politik bagi Tokoh Agama (toga) serta Tokoh Masyarakat (tomas). Hadir di depan puluhan perwakilan toga tomas, Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin didampingi Asisten Administrasi Pemerintahan, Madihah di aula kantor setempat.
Membuka dialog, Habib Hadi mengatakan bahwa etika merupakan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Yakni, tentang bagaimana cara menempatkan diri sendiri dan menghargai orang lain. “Etika bagaimana kita menempatkan diri sendiri dan menghargai orang lain bukan justru memecah belah antara satu dengan yang lainnya,” terang wali kota.
Orang nomor satu di Kota Probolinggo itu juga mengajak peserta dialog agar menjadikan pemilu sebagai momentum untuk merajut kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, bukan justru sebaliknya. “Itulah momentum untuk masa depannya. Bukan momentum untuk pecah belah, bukan momentum untuk saling menggesek lainnya, tapi momentum untuk merajut kembali kemajuan dan kesejahteraan bagi warganya,” ajak Habib Hadi.
Masih di kesempatan yang sama, wali kota yang dilantik pada awal tahun 2019 itu juga menyampaikan pesan terima kasih atas dukungan masyarakat selama dirinya memimpin Kota Probolinggo di hampir 5 tahun terakhir ini. “Sekaligus dalam pertemuan ini saya ingin menyampaikan kepada semuanya yang hadir. Terima kasih atas kebersamaan selama saya memimpin di Kota Probolinggo, karena tanggal 31 Desember batas akhir amanah yang saya emban. Mudah-mudahan batas amanah ini tidak memutus tali silaturahmi antara kita semuanya,” pesan Wali Kota Probolinggo.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Muhammad Sonhadji, yang sekaligus menjadi narasumber dalam dialog tersebut, menyampaikan materi berjudul Peran Budaya Politik Bersih dan Beretika. Menurutnya, etika bukanlah tujuan namun sebagai sarana untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis. “Jadi kegiatan politik yang bersih dan beretika itu sebetulnya bukan tujuan. Tapi sarana yang mampu menciptakan suasana harmonis antar pelaku dan antar kekuatan sosial politik dan kelompok kepentingan yang lain menuju kemajuan bangsa dan negara, kalau di sini ya kemajuan Kota Probolinggo,” terang Kepala Bakesbangpol.
Selanjutnya, sebagai narasumber kedua, hadir Wakil Ketua II DPRD Kota Probolinggo Fernanda Zulkarnain. (dp/qie)