MAYANGAN - Stadion Bayuangga pada Senin (4/9) pagi menyuguhkan pemandangan berbeda. Sebab 3.000 anak PAUD, TK, RA se-Kota Probolinggo memenuhi hampir separo lapangan bola di stadion kebanggaan masyarakat Kota Mangga itu. Mereka mengenakan seragam putih hijau dan membawa kitiran atau baling-baling. Tak lama kemudian, mereka pun menari bersama guru pendamping, membawakan gerak tari yang berjudul Kepak Sayap Kitiran Kota Angin. Melalui gerakan ritmis, lambaian tangan mereka yang menggenggam kitiran menimbulkan bunyi merdu. Ditambah dengan lantunan musik yang menggambarkan keceriaan, gerak tari kolosal itu pun memikat mata tamu undangan. Termasuk Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin bersama anggota Forkopimda, kepala satuan perangkat daerah dan lurah.
Usai tarian kolosal dibawakan, anak-anak itu pun minggir ke tepi lapangan untuk beristirahat. Barulah kemudian apel dimulai. Dibuka dengan sapaan Bahasa Madura yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, apel ini diikuti oleh ASN dan non-ASN di lingkungan Pemkot Probolinggo, juga perwakilan etnis Jawa, Madura, Arab, dan Tionghoa. Tak lupa satuan keamanan dari unsur Kodim 0820, Polres Probolinggo Kota, Tagana dan Linmas beserta anggota komunitas ojek online, nelayan, petani, tukang becak, anggota forum anak dan penyandang disabilitas. Peserta dari unsur ASN dan tamu undangan mengenakan busana adat, termasuk komandan pasukan yang mengenakan busana Suku Madura lengkap dengan songkok dan celuritnya.
Tak lama kemudian, Habib Hadi sebagai pembina upacara memasuki lapangan dengan mengenakan busana etnis Arab. Lalu, asal-usul Kota Probolinggo dibacakan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Siti Romlah.
Usai pembacaan sejarah, Habib Hadi pun sebagai pembina apel mengajak semua komponen masyarakat untuk ikut menjaga kekompakan dan kerukunan. “Jangan mau terpecah belah oleh kepentingan-kepentingan yang merugikan untuk ke depannya. Tidak boleh membedakan, harus saling introspeksi diri, jangan sampai kita menjadi orang hanya pandai melihat kekurangan tapi tidak pandai mencium kebusukan dalam dirinya,” pesannya.
Dalam momen ini, Habib Hadi meminta setiap elemen masyarakat bersama-sama membawa Kota Probolinggo lebih baik, lebih maju, lebih hebat di dalam semua aspek. “Perlu kita tekankan, di dalam memperingati hari jadi ini, bukan hanya seremonial. Hari jadi menjadi titik awal evaluasi tahun kemarin dan menata masa depan untuk Kota Probolinggo tercinta ini,” harapnya.
Habib Hadi menyebut dirinya bangga dengan seluruh masyarakat Kota Probolinggo yang memberikan sejuta keanekaragaman, namun tetap terlihat kompak. “Kalau kita ingat tahun kemarin kita bisa menjuarai we love cities, kota kecil ini bisa masuk dalam nominasi bersaing dengan kota besar lainnya yaitu Jakarta, Balikpapan. Siapa sangka kita berusaha untuk melakukan vote segala macam, di Indonesia saja kita bisa nomor satu. Itu luar biasa dan itu berkat anda semua yang ada di Kota Probolinggo. Maka dari itu saya sampaikan, jangan berkecil hati walaupun kota kita kecil. Tapi kita punya komitmen yang tidak dimiliki daerah lainnya, yaitu kebersamaan,” ujarnya.
Usai upacara, Forkopimda mengikuti resepsi apel dengan mennyantap lauk ikan asap yang berbentuk gunungan.
Dalam acara yang sama juga diberikan penghargaan kepada Cinta Dwi Maharani yang berhasil membawa pulang medali emas dalam kejuaraan panjat tebing IFSC Continental Youth Cup 2023 di Singapura. Juga diberikan sertifikat pensiun kepada Jinawati, pegawai di Satpol PP, Suryanto, pegawai di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan dan Budiono dari Disdikbud. (DY/qie)