Gencarkan Zero Waste Zero Emission di Kota Probolinggo, DLH Gelar FGD

2024

KANIGARAN - Guna memberikan pemahaman mengenai arah kebijakan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, dan Bench Mark kegiatan yang mendukung Zero Waste Zero Emission di daerah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan Dirjen KLHK RI secara daring dari Command Center Kantor Wali Kota Probolinggo, Senin (29/7). Dihadiri oleh Pj. Wali Kota Probolinggo Nurkholis, Sekdakot drg. Ninik Ira Wibawati, Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi, dan Keuangan Slamet Swantoro, dan Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Wawan Sugyantono.

Acara ini menghadirkan narasumber secara daring Rossa Vivien Ratnawati selaku Direktur Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, dan Andina Novita Ta'an Direktorat Penanganan Sampah Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.

Seperti yang disampaikan Retno Wandansari dalam laporannya yang sekaligus menjadi moderator diskusi panel ini, peserta kegiatan FGD hari ini sebanyak 60 orang, 40 orang kepala perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo dan 20 orang pejabat struktural dan pejabat fungsional Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo.

Dalam sambutannya Pj. Nurkholis menerangkan bagaimana pengelolaan sampah di Kota Probolinggo, seperti apa solusi dan inovasinya. "Penanganan sampah di Kota Probolinggo cukup lumayan dengan jumlah 243.054 jiwa, timbulan sampah per hari 121.527 ton dan timbulan sampah setahun 44.357.355 ton. Artinya dibutuhkan penanganan cukup serius," terangnya.

Lebih lanjut orang nomor satu di Kota Probolinggo ini menjelaskan inovasi - inovasi yang digagas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo untuk menangani timbulan sampah diantaranya, Aksi Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim dengan Gerakan Perbanyak Biopori (SI EMAK NGEBOR) sehingga dapat menabung sampah dan air, Jemput Sampah Bank Sampah dan Jemput Sampah Organik (JE' PANAS JE' PANIK), Probolinggo Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai  (PROBALISTIK), Pemanfaatan Limbah Tahu Sebagai Alternatif Bahan Bakar Murah dan Ramah Lingkungan (PELITA SI ABAH), serta menjaga dan memperbanyak pohon dengan upaya menuju Zero Waste Zero Emission yang di dalamnya ada inovasi Buat Atasi Perubahan Iklim Serap Emisi Gas Rumah Kaca dengan Penanaman Pohon (BAPAK SREGEP).

"Tentunya arahan dari Ibu Dirjen dan narasumber sangat kami butuhkan sebagai tambahan informasi sehingga kami ke depannya lebih giat dan lebih baik lagi," harapnya.

Sementara itu dua narasumber pada giat kali ini memberikan apresiasi terhadap apa yang telah dilakukan oleh Pemkot Probolinggo.

"Hari ini kita sosialisasi jangan selesai sampai di sini, tapi harus diwujudkan dengan kerja - kerja yang konkrit. Jargon Zero Waste Zero Emission salah satu yang harus dihadapi Kota Probolinggo bagaimana mengelolah sampah itu betul - betul di hulu dan hilirnya (TPA) itu hanya residu, dan saya rasa pasti Kota Probolinggo bisa melakukan hal itu," ujarnya.

Lebih lanjut Rossa menambahkan bahwa dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk mewujudkan cita - cita bersama Zero Waste Zero Emission. "Tidak hanya KLHK bekerjasama dengan Kementrian PUPR dan kementrian - kementrian yang lain, tapi juga pemerintah daerah punya peran penting, dan tentu pemda tidak bisa bekerja sendiri tapi masyarakatnya juga harus sadar bahwa kita melakukan kegiatan janganlah kita menghasilkan sampah," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, narasumber lainnya Andina Novita Ta'an Direktorat Penanganan Sampah Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, membahas Tantangan Permasalahan Lingkungan, Hierarki Pengelolaan Sampah, Skenario dan Strategi Mewujudkan Zero Waste Zero Emission, Pengelolaan Sampah dan Keberlanjutannya. (crl/pin)

BAGIKAN