SURABAYA - Pemerintah Kota Probolinggo berhasil meraih penghargaan sebagai juara harapan I atas proyek “Pasar Agrobis” dalam kegiatan East Java Investment Challenge (EJIC) tahun 2023. Penghargaan tersebut diterima secara simbolis oleh Sekretaris Daerah Kota Probolinggo, drg. Ninik Ira Wibawati. Selain Kota Probolinggo penghargaan juga diberikan kepada empat kabupaten/kota di Jawa Timur. Di antaranya Sampang, Jombang, Kabupaten Malang dan Gresik.
Sekda Ninik hadir bersama Kepala DPMPTSP M. Abbas dalam acara East Java Investment Forum (EJIF) 2024. “Alhamdulillah tadi menerima penghargaan East Java Investment Challenge (EJIC) tahun 2023. Banyak hal yang harus kita evaluasi agar ke depan lebih baik,”urainya.
Secara teknis, Kepala DPMTSP M.Abbas menguraikan, pihaknya bakal melengkapi dokumen proyek pasar agrobis dengan menyusun kajian masterplan, DED, AMDAL , membuat regulasi tentang Penanaman Modal, pemberian kemudahan dan insentif bagi penanaman modal dan menyusun Rencana Umum Penanaman Modal 2025 hingga 2030.
“Semoga Proyek Pasar Agrobis ini dapat laku oleh Investor baik PMA (Penanaman Modal Asing) maupun PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri),”pungkasnya.
Mereka menghadiri event yang digelar Bank Indonesia Provinsi Jatim bersama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jatim. Tujuannya untuk mendorong akselerasi pertumbuhan investasi di Jawa Timur, dengan Tagline "Powering Up East Java's Potential : Invest for inclusive and sustainable Growth”.
Acara itu berlangsung sejak Selasa - Rabu (23-24/10) di The Westin Hotel Surabaya.
Kepala DPMPTSP Provinsi Jawa Timur Dyah Wahyu Ernawati menyampaikan, forum interaktif ini untuk mengembangkan strategi promosi investasi yang berkelanjutan untuk sektor pariwisata Jawa Timur.
Termasuk langkah awal yang penting guna merumuskan strategi promosi investasi yang tepat sasaran.
Sekaligus membangun kerja sama yang solid dalam menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing di masa depan. Dengan begitu bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan untuk Indonesia khususnya Jawa Timur.
"Saya mengucapkan terima kasih dengan adanya acara ini Pemerintah Pusat, provinsi, kabupaten dan kota dapat terjalin dengan baik. Kami mengharapkan saran dan juga dukungan dari Kementerian Pariwisata untuk membuat kebijakan maupun promosi investasi di bidang pariwisata,” terang Dyah.
Saat ini di Jawa Timur sangat gencar menyusun IPRO (Investment Project Ready to Over ) di tiap daerah yang didukung oleh Bank Indonesia.
Ada 37 IPRO yang sudah clear and clean dan 13 dari IPRO tersebut adalah sektor pariwisata. Untuk itu diperlukan masukan, bagaimana mempromosikan pariwisata yang ada di Jawa Timur sehingga target investasi semakin meningkat.
Direktur Management Investasi Dr. Zulkifli Harahap M.MPar CHE menjelaskan monitor dan evaluasi terkait apa yang sudah ditawarkan harus diamati, apakah itu sesuai dengan appetite atau keinginan dan kebutuhan investor terhadap investasi.
“Bagaimana mengemasnya, baik itu berupa data yang akurat, apakah sudah cukup feedback periode nya? Karena rata rata investor mempunyai uang, jadi mereka menghitung apakah akan kembali dan mencapai keuntungan investasi yang telah mereka berikan atau tidak,” terangnya.
Oleh karena itu harus mencari dukungan baik dari aspek marketing, aspek teknis juga termasuk legalitas suatu lokasi, jadi ini merupakan proses yang tidak as once (sekali jadi) akan tetapi membutuhkan tahapan dan juga berkesinambungan.
Dalam acara ini juga dipertemukan beberapa stakeholder dan forum investasi internasional, seperti Indonesia Australia Business Forum serta Indonesia Investment Forum di Tokyo dan Singapura.
Dari pertemuan ini diharapkan dapat merumuskan langkah-langkah akselerasi investasi yang lebih konkret dan berkelanjutan.
Termasuk mencakup kolaborasi program kerja, promosi investasi, peningkatan kapasitas (capacity building), penyusunan kurasi proyek, serta harmonisasi penyusunan presentation book yang menjadi panduan bagi investor dalam memahami peluang investasi di Jawa Timur. (yul/pin)