Surabaya – Penjabat Wali Kota Probolinggo Nurkholis mengikuti High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur bersama kepala daerah lainnya se-Jatim, Jumat (8/3) siang. Pembahasan dipimpin langsung oleh Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono di Hotel Wyndham, Surabaya. Tujuannya, mensinergikan rumusan strategi pengendalian inflasi jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri 1445 H.
Selaras dengan arahan Pj Gubernur Jatim terkait komitmen di masing-masing daerah dalam mengendalikan inflasi jelang HKBN, Pemkot Probolinggo sudah menjalankan beberapa strategi. Diantaranya, Gerakan Pangan Murah (GPM) dengan komoditas terbanyak beras, program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).
“Kita sudah menambah titik lokasi GPM terdekat di masing-masing kecamatan. Termasuk berkolaborasi dengan satgas pangan melakukan sidak pasar dan sidak distributor guna memantau pasokan dan perkembangan harga. Baik itu sembako, BBM maupun pasokan LPG masih tercukupi. Karena itu masyarakat tidak perlu berlebihan dalam membeli, alias panic buying,” ujar Nurkholis usai mengikuti HLM itu.
Upaya menstabilkan harga digelar pasar murah secara masif, termasuk dalam event festival ramadan. Kerja sama bulog dengan ritel modern guna mempermudah akses pembelian beras murah berkualitas. Termasuk saat panen raya dilakukan pemantauan pengusaha giling gabah agar segera menyalurkan berasnya kepada pedagang.
Sementara itu, dalam pembahasan HLM, Pj. Gubernur Adhy menjelaskan, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka inflasi Jatim per Februari 2024 sebesar 2,81% (y-on-y). Dengan capaian ini, maka optimis sasaran inflasi berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 101/PMK.010/2021 sebesar (2,5±1) persen pada tahun 2024 bisa tercapai.
“Faktor dominan penyumbang inflasi masih dikarenakan kenaikan harga pangan seperti beras, cabai, bawang putih, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Ketersediaan BBM dan LPG dipastikan mencukupi. TPID bersama BI telah mencanangkan Program Sigati (Sinergitas Gapai Inflasi Terkendali) yang merupakan penajaman strategi 4K yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif,” jelasnya.
Pihaknya juga meminta komitmen penuh TPID baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota se-Jatim untuk bersama-sama dan bersinergi dalam mengendalikan inflasi. Terutama di momen menjelang HBKN. Ia sudah memberikan arahan terkait dengan langkah-langkah jangka pendek untuk mengendalikan kestabilan harga jelang Ramadan dan Idul Fitri.
Ada satu komitmen yang disebut dengan Jatim Sigati. Sinergi untuk menggapai inflasi terkendali yang esensinya adalah bagian dari strategi 4K yang merupakan sebuah gerakan secara nasional di seluruh provinsi yang mencakup dengan keterjangkauan harga ketersediaan pasokan kelancaran distribusi dan juga memberikan komunikasi kepada masyarakat.
“Jadi khusus untuk Jawa Timur ada 8 program turunan dari 4K itu mulai dengan stabilisasi melalui operasi pasar kemudian gelar pangan murah dan juga SPHP menjaga kelancaran distribusi. Tidak hanya orang tapi juga barang agar semua masyarakat dapat memperoleh kebutuhan pokok khususnya beras, cabai, daging ayam, telur dan minyak goreng,” jelasnya.
High Level Meeting (HLM) tersebut dihadiri oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, bupati/wali kota se Jatim, BUMD, BUMN, dan Kepala OPD Pemprov Jatim. Sedangkan Pj Wali Kota Probolinggo Nurkholis hadir didampingi oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Wawan Soegyantono, Kepala DKUP Fitriawati serta Kabag Perekonomian Ina Lusilinawati. (yul/dp)