Ikuti Penilaian I-SIM, Pemkot Probolinggo Paparkan Inovasi di Bidang Pendidikan

2024

KANIGARAN – Peserta undangan dan segenap juri dari PT. Surveyor Indonesia dan APEKSI dibuat terharu saat lagu “Harta Berharga” dinyanyikan menggunakan bahasa isyarat. Tiga instruktur yang berasal dari Bappeda Litbang Kota Probolinggo mengajak seluruh hadirin yang memenuhi bangku Command Center di Kantor Wali Kota Probolinggo untuk bersama sama bernyanyi tanpa suara.

Menggunakan bahasa isyarat dari Bisindo, lagu yang dipopulerkan oleh Bunga Citra Lestari ini seolah menjadi simbol bahwa Pemkot Probolinggo siap menjadi kota inklusi. Penampilan ini pun mendapat apresiasi dari juri yang tengah melakukan verifikasi dalam kegiatan I-SIM (Integrated Sustainability Indonesia Movement) atau Gerakan Keberlanjutan Terpadu Indonesia Tahun 2024.

Sekda Kota Probolinggo, drg. Ninik Ira Wibawati memaparkan program unggulan yang dimiliki Kota Probolinggo, utamanya yang sesuai dengan tema inovasi menuju Indonesia Emas. “Kami memiliki inovasi yang berkaitan dengan pendidikan berkualitas yaitu Si Ijol. Akronim dari Sistem Informasi Ijazah Online yang sesuai dengan tema I-SIM dan fokus pada best practice inovasi digital,” ungkapnya.

Ninik yang ditemani Kepala Bappeda Litbang Kota Probolinggo Diah Sajekti Widowati Sigit dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siti Romlah, menjelaskan bahwa melalui penilaian I-SIM ini, pemkot telah meningkatkan integrasi dan menciptakan kolaborasi dengan multi stakeholders.

“Kerjasama kami jalin dengan akademisi, komunitas, bisnis dan media dalam ekosistem SDG’s di Kota Probolinggo. Kerjasama tersebut kemudian memacu Pemerintah Kota Probolinggo dalam melakukan terobosan dan inovasi-inovasi baru dalam upaya percepatan agar target-target SDG’s dapat dicapai tepat waktu,” jelasnya.

Di hadapan sejumlah perwakilan perangkat daerah, Sekda Ninik menjelaskan kepada juri bahwa di tahun 2022 lalu, Kota Probolinggo mendapatkan predikat The Innovator dalam proses penilaian yang sama dengan inovasi yang berbeda. “Tahun 2022 lalu kami mengusung pemanfaatan limbah tahu sebagai alternatif bahan bakar murah dan ramah lingkungan yang diimplementasikan dalam inovasi Pelita Si Abah. Tahun ini melalui inovasi Si Ijol kami berharap nilai yang diperoleh lebih tinggi dari sebelumnya. Kalau bisa menjadi yang terbaik se-Indonesia ya,” harapnya.

Dalam proses yang telah dilalui sebelumnya, Pemkot Probolinggo melalui Bappeda Litbang telah melakukan pengisian dokumen dukung untuk mengisi 130 indikator yang telah ditentukan. Program I-SIM Tahun 2024 diselenggarakan oleh Kementerian Bappenas. Di mana 76 kota se-Indonesia telah bergabung dan berpastisipasi dalam penilaian pembangunan berkelanjutan ini. Dewan juri yang datang ke Kota Mangga sekarang ini, melakukan verifikasi dan validasi data dokumen pendukung yang telah diajukan sebelumnya.

Kepala Bappeda Litbang, Diah Sajekti mengatakan 17 tujuan SDG’s atau pembangunan berkelanjutan dijabarkan dalam 130 indikator. “Kota Probolinggo sudah mampu mengisi semua sesuai petunjuk. Setelah dilakukan verifikasi awal, hasilnya ada 33 indikator yang perlu perbaikan dan sudah dilakukan pembenahan,” ujarnya.

Dalam paparan kali ini, Diah mengatakan inovasi Si ijol dipilih karena sesuai dengan tema yang diusung dan memiliki layanan kesetaraan. “Hal ini sejalan dengan cita-cita bersama Kota Probolinggo menuju kota inklusi. Inovasi ini membawa semangat, agar tidak ada satu pun yang tertinggal dalam proses pengurusan ijazah. Begitu pun dalam hal layanan pendidikan di tingkat satuan pendidikan yang berada di bawah naungan Pemkot Probolinggo,” jelasnya.

Paparan pada siang itu pun ditutup dengan foto bersama sambil menggemakan jargon "Kita Setara". Sebagai penanda bahwa Kota Probolinggo menjunjung tinggi kesetaraan untuk disabilitas. (qie/pin)

BAGIKAN