Kademangan – Untuk pertama kalinya, Penjabat Wali Kota Taufik Kurniawan menyerahkan secara simbolis santunan kematian bagi ketua RW yang meninggal dunia. Program BPJS ketenagakerjaan yang dicover Pemerintah Kota Probolinggo itu terus bergulir. Kali ini santunan diserahkan kepada ahli waris almarhum Salim (50), ketua RW 01 Pohsangit Kidul, Kecamatan Kademangan.
Kepala daerah yang hobi badminton ini didampingi oleh Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Probolinggo Lesmana Dwi Putra dan Camat Kademangan Gofur Effendy. Mereka menuju rumah istri almarhum Ibu Nasrikha, Kamis (10/10).
“Kami turut berbela sungkawa atas meninggalnya Bapak Salim, semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT. Terima kasih juga atas kinerja almarhum sebagai Ketua RW selama ini, memberikan pelayanan kepada masyarakat. Santunan ini juga bentuk perhatian pemerintah kepada keluarga yang ditinggalkan. Semoga bisa sedikit meringankan beban keluarga,” ujar bapak tiga anak ini saat berbincang dengan keluarga almarhum.
Sementara itu, Kepala BPJS ketenagakerjaan Lesmana Dwi Putra menambahkan jika uang santunan ditransfer ke rekening ahli waris sejumlah Rp. 42 juta. “Penyebab meninggalnya karena kondisi sakit , maka santunan yang diterima sejumlah itu. Kemudian karena sudah tercover program BPJS Ketenagakerjaan di atas 3 tahun, maka anaknya akan memperoleh beasiswa per tahun,” imbuhnya.
Lesmana juga merinci jika program beasiswa diberikan mulai TK, SD, SMP, SMA hingga anak almarhum menempuh pendidikan sarjana. Nominalnya untuk TK/SD per tahun sejumlah Rp. 1,5 juta, sedangkan untuk tingkat SMP beasiswa per tahun Rp. 2 juta, kemudian beasiswa SMA per tahun Rp. 3 juta dan saat perguruan tinggi sejumlah Rp 12 juta/tahun selama 5 tahun.
“Setiap tahun ahli waris bisa mengajukan program beasiswa bagi anaknya tersebut. Kemudian kita proses dan nominalnya langsung kita transfer ke rekeningnya sesuai jenjang pendidikan yang ditempuh,” pungkasnya.
Dengan keterangan dari BPJS ketenagakerjaan, istri almarhum Masrikha (48) merasa bersyukur bisa dibantu biaya pendidikan anaknya hingga sarjana nantinya.
“Saya punya 3 anak, dua diantaranya sudah menikah. Sedangkan yang tinggal bersama saya si bungsu masih duduk di bangku SD kelas 3. Terima kasih perhatiannya kepada kami, sehingga bisa meringankan beban biaya pendidikan anak saya yang terakhir,” urai perempuan yang sehari-hari sebagai mlijo ini. (yul/pin)