KANIGARAN - Kota Probolinggo menjadi lokus Visitasi Kepemimpinan Nasional (VKN) dan Final Project Diklat Integrasi Sesparlu (Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri) Angkatan ke-74 dan PKN (Pelatihan Kepemimpinan Nasional) Tingkat II dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri.
Kali ini, sebanyak 30 diplomat peserta Diklat Sesparlu yang dipimpin oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri, Mohammad Kurniadi Koba diterima langsung Penjabat Wali Kota Probolinggo Nurkholis di Ruang Command Center Kantor Wali Kota Probolinggo, Senin (3/6) pagi.
“Kami sangat berkepentingan dengan kehadiran bapak ibu. Karena hasil dari diklat ini akan menghasilkan final project tentang bagaimana menonjolkan keunggulan komparatif Kota Probolinggo yang bisa digali potensinya, seperti pariwisata, budaya dan UMKM,” ujar Nurkholis.
Ditambahkan Nurkholis, visitasi ini adalah upaya untuk menggali apa yang dibutuhkan Kota Probolinggo, potensi yang ada dan tantangannya. Serta memberikan rekomendasi apa yang kemungkinan bisa dikembangkan sesuai dengan minat dan potensi yang dimiliki Kota Probolinggo.
“Setiap tahunnya lebih dari 15 kapal pesiar yang berlabuh di Kota Probolinggo. Kita juga punya Gereja Merah yang hanya ada dua di dunia. Karena itu, dari hasil visitasi ini diharapkan bisa memberikan final project tentang bagaimana bisa menggali lebih banyak potensi destinasi kota lebih menarik. Bukan hanya sekedar proyek perubahan, tapi juga menghasilkan. Jika ini berhasil, maka bisa menjadi salah satu pilot project kota,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri, Mohammad Kurniadi Koba dalam paparannya mengatakan bahwa agenda Diklat Sesparlu ini adalah koordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengkaji lebih dalam permasalahan, tantangan dan kendala yang dihadapi Pemkot Probolinggo tentang ekonomi, perdagangan, investasi, lingkungan hidup dan tata kelola pemerintahan.
“Salah satu agenda Sesparlu kali ini adalah kunjungan ke daerah. Jadi tujuannya adalah dedikasi keunggulan komparatif tentang permasalahan, tantangan dan kendala yang dihadapi pemerintah daerah. Topiknya ada tiga, yaitu peningkatan kapasitas pariwisata dan promosi produk UMKM di Kota Probolinggo, pemanfaatan teknologi pengelolaan limbah. Dan yang ketiga konsultasi bisnis dan pembangunan jejaring untuk meningkatkan produktivitas Kota Probolinggo,” ujarnya.
Diketahui, Diklat Sesparlu dan PKN Tingkat II akan dilaksanakan selama empat hari, mulai tanggal 3-6 Juni mendatang. Peserta Sesparlu adalah diplomat madya yang telah berkarir kurang lebih 15-20 tahun di Kementerian Luar Negeri dan telah sedikitnya dua kali penempatan di luar negeri.
Peserta diklat dibagi menjadi tiga kelompok dengan sub tema yang berbeda-beda. Masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Kelompok pertama fokus pada masalah pertumbuhan dan pemulihan ekonomi. Kemudian kelompok kedua fokus pada masalah diplomasi hijau atau lingkungan hidup dan keberlanjutan. Sedangkan kelompok ketiga fokus pada tata kelola pemerintahan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Kota Probolinggo.
Salah satu peserta Diklat Sesparlu, Mia mengatakan tujuan mengikuti diklat ini selain untuk meningkatkan kapasitas sebagai diplomat, juga untuk menambah pengetahuan dan kompetensi. Dimana nantinya mereka diharapkan bisa menduduki posisi kepemimpinan di masing-masing unit kerja di Kementerian Luar Negeri.
“Jadi kunjungan kami ini merupakan bagian dari Diklat Sesparlu Kementerian Luar Negeri dan Diklat PKN Tingkat II dari LAN. Salah satu bagiannya adalah visitasi kepemimpinan nasional. Selain untuk meningkatkan kapasitas kami sebagai diplomat, kami juga mendapat ilmu dan pengetahuan dari LAN mengenai bagaimana mengelola tata kelola pemerintahan yang baik untuk mencapai tujuan kebijakan nasional, baik itu di bidang ekonomi, politik maupun di bidang lainnya,” jelasnya. (uby/dp)