Lomba Adikarya Wastra Nusantara, Batik Bordir “Burung Phoenix” Raih Juara

2024

Jakarta – Penjabat Ketua Dekranasda Kota Probolinggo Dewi Maharani Nurkholis mengapresiasi Perajin Batik Larasati. Pasalnya, karya yang dibuat Mujiono, yang akrab dikenal sebagai Pak Breng (Brengos, red) berhasil menorehkan prestasi membanggakan.  Batik Bordir dengan karyanya bertajuk “Burung Phoenix” mampu meraih Juara III Lomba Adikarya Wastra Nusantara 2024.

“Alhamdulillah, saya ucapkan selamat untuk Batik Larasati Kota Probolinggo. Penghargaan tersebut menjadi pelecut bagi para pebatik lain agar terus berkreasi dan berinovasi mengembangkan Batik Kota Probolinggo,”urai istri Pj Wali Kota Nurkholis tersebut.

Hal itu diungkapkan Dewi Maharani saat Pak Breng menunjukkan piala dan foto hasil karyanya di rumjab wali kota, pagi (31/5). Karena itu ia juga bersemangat dalam melakukan pembinaan terhadap para UKM lainnya di kota. Ia mendorong semua perajin batik untuk menunjukkan kreatifitasnya dalam menyajikan karya terbaiknya.

“Batik karya Pak Breng terbilang unik dan elegan, perpaduan warna dan kombinasi bordir juga mempercantik karyanya. Semoga ini menjadi inspirasi baru dan memotivasi para perajin batik lokal untuk mengikuti jejaknya. Dengan begitu bisa lebih banyak perajin batik memiliki karya yang berkualitas,” ujarnya.

Ia juga berpesan agar Batik Kota Probolinggo yang dikenal dengan motif mangga anggur, pesisiran dan yang lainnya memiliki  warna cerah terus berbenah agar lebih baik. “Secara kontinyu kita ajak berperan dalam event bergengsi, sehingga mereka bisa tampil percaya diri. Memiliki daya saing dan belajar dari pakarnya, sharing dengan para maestro batik. Semoga dari waktu ke waktu semakin bagus karya yang ditampilkan,” harapnya.

Di lain sisi, Pak Breng sengaja menciptakan karya batik tulis kombinasi bordir. “Saya ingin meng-create produk baru. Agar berbeda dengan yang lain, maka dibuatlah diversifikasi produk yaitu batik tulis dikombinasi bordir, sehingga mampu menaikkan harga jual dengan mengedepankan karya berkualitas tinggi,” urainya.

Batik Larasati mengikutkan tiga karyanya, Burung phoenix, Penari Gandrung, dan wajah seorang Perempuan.  Pak Breng mampu mengalahkan ratusan peserta lainnya dalam ajang Pameran Adiwastra Nusantara di JCC, Jakarta (15-19/5) lalu.

Ketiga karya itu masuk nominasi, namun yang terpilih sabagai juara karya Burung Phoenix. Filosofinya, keberadaan burung Phoenix dikenal sebagai burung Hong di Cina. Ia merupakan burung surga yang melambangkan dunia atas khayangan. Selain itu Burung Phoenix mencerminkan burung mitologi yang melambangkan keberuntungan.

Tak ayal karya ini langsung menarik minat Yanti Sukamdani, pemilik salah satu hotel ternama di Jakarta. Kain katun sutera berukuran 240x 115 cm tersebut dibeli dengan harga Rp. 3,5 juta.

Diketahui bersama bahwa, pameran tersebut menjajakan kekayaan kain tradisional khas Indonesia serta perajinnya. Karya yang dipamerkan seperti batik, tenun, songket, sasiringan, dan lain sebagainya. Lomba rancang wastra adikarya wastra nusantara sendiri diselenggarakan sebagai bagian dari upaya pelestarian dan pengembangan Wastra Adati Indonesia.

Semua karya merupakan produk industri kreatif berbasis kearifan lokal dan keanekaragaman budaya Nusantara. Diselenggarakan secara berkala setiap tahunnya sejak tahun 2008, pameran Adiwastra Nusantara telah diikuti lebih dari 400 pengrajin wastra adati dari berbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia.

Peserta pameran Adiwastra Nusantara cukup beragam, mulai dari para perancang dan perajin kain unggulan yang terpilih dari seluruh Indonesia, para produsen dan perajin wastra binaan Kementerian dan Lembaga terkait, para perajin dan UKM wastra binaan Pemerintah Daerah dari seluruh Indonesia, para perajin dan UKM wastra mitra binaan BUMN, dan perajin wastra dari negara-negara sahabat.

Lomba ini diselenggarakan bersama dengan pameran Adiwastra Nusantara yaitu pameran terbesar tentang Wastra Adati Indonesia, yang telah terselenggara secara reguler setiap tahun sejak tahun 2008. (yul/pin)

BAGIKAN