Pemkot Ajak Remaja dalam Program Edukasi Gizi Penurunan Stunting

2024

MAYANGAN - Tidak hanya orang tua dan balita, kali ini pemkot juga mengajak peran serta remaja dalam program percepatan penurunan stunting. Melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) digelar Kegiatan Edukasi Gizi dan Pengolahan Menu Bergizi Bagi Remaja, Kamis (18/7) pagi di gedung pertemuan Bale Hinggil. Pesertanya adalah perwakilan remaja putra dan putri dari tingkat SMP serta SMA sederajat di Kota Probolinggo.

Mewakili Penjabat Wali Kota Probolinggo Nurkholis, Asisten Administrasi Pemerintahan Madihah menyapa para peserta yang masih berumur belasan tahun itu, dengan pertanyaan ringan seputar stunting. “Saya ingin tahu, kalau saya tanya tentang stunting, anak-anak saya ini pada tahu ga apa itu stunting? Kalau dalam persepsi kalian, stunting itu baik apa tidak?,” tanya Madihah.

Masih menurut Madihah, pendidikan tentang gizi menjadi salah satu kunci penting dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa. Selain itu para remaja juga perlu dibekali dengan wawasan tentang usia pernikahan, bahaya narkoba serta penyakit menular seksual.  “Remaja adalah generasi penerus bangsa yang mempunyai peran penting sebagai motivator dan memberi edukasi kepada masyarakat, terkait kesehatan reproduksi, gizi seimbang, pencegahan pernikahan dini, seks bebas, narkoba dan HIV atau AIDS,” terang asisten Madihah.

Ditambahkan oleh Kepala Dinkes P2KB dr. NH Hidayati, remaja yang tercukupi gizinya maka akan melahirkan anak-anak yang sehat dan bebas stunting. “Karena, jika mereka (remaja, red) gizinya itu seimbang dan sehat tentunya akan melahirkan anak-anak yang sehat. Remaja ini kan calon pengantin, untuk remaja putri juga merupakan calon ibu. Ini yang penting bagi mereka untuk mengetahui hal tersebut, sehingga kalau mereka sehat, mereka akan siap sebagai catin (calon pengantin, red), kalau catin sehat tentunya prevalensi stunting di Kota Probolinggo juga akan turun,” beber Kadinkes.

Rencananya, para peserta remaja ini akan mendapatkan beberapa materi penyuluhan. Diantaranya tentang pengolahan makanan bergizi bagi remaja, selanjutnya pentingnya pemahaman gizi dan konsep gizi seimbang bagi remaja. Serta, pencegahan perkawinan anak di bawah 19 tahun melalui program pendewasaan usia perkawinan.

Salah seorang peserta remaja putri dari SMPN 1, Naura berkomitmen akan berbagi ilmu yang didapat dengan rekan-rekan di sekolahnya. Agar para remaja bisa memilih makanan yang bergizi dan masa depan Kota Probolinggo bebas stunting. “Kita bisa sosialisasi juga ke teman-teman tentang gizi dan stunting, bisa juga ke orang tua agar anak-anak mereka tidak mengalami stunting, dan masa depan anak-anak menjadi cerah, berbagi ilmu dengan lainnya,” terang siswi kelas IX itu. (dp/pin)

BAGIKAN