Pemkot Dorong Upaya Budidaya Anggur dan Pengembangbiakan Sapi Potong PO

2024

BULELENG - Penjabat Wali Kota Probolinggo, Nurkholis membuka bimbingan teknis untuk memperkuat sektor budidaya tanaman anggur sebagai ikon Kota Probolinggo dan upaya pelestarian sumber daya genetik sapi potong lokal Indonesia yaitu sapi peranakan Ongole (PO), Selasa (25/6) di Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Provinsi Bali.

Bimbingan teknis yang diikuti 71 orang tersebut terdiri dari 12 penyuluh pertanian, 21 petugas teknis, 13 petani, dan 25 peternak, berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 25-27 Juni 2024. Para peserta tidak hanya sekedar menerima teori saja, namun juga turun ke lapangan untuk melihat secara langsung budidaya tanaman anggur yang bertempat di Kelompok Tani Sumber Sari di Desa Kalianget Kecamatan Seririt dan Kelompok Tani Amerta Nadi Desa Banjar Kecamatan Banjar, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng serta di Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Kota Denpasar, Bali.

Nurkholis mengapresiasi kegiatan ini sebagai upaya pemerintah untuk mengangkat kembali potensi produk pertanian, khususnya anggur dan atau olahannya, yang dapat dikembangkan melalui kreativitas dan inovasi dari para pelaku usaha tani.

“Terus semangat untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta berani mencoba teknologi pertanian yang dapat mendukung usaha tani. Demi memajukan pembangunan pertanian di Kota Probolinggo yang kita cintai ini,” terangnya.

Terkait pengembangan sapi potong, terutama sapi PO, Nurkholis melihat sapi PO merupakan ras sapi lokal yang cukup potensial untuk dikembangkan di Kota Probolinggo. Hal ini juga sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi dan produktivitas sapi PO dengan melakukan seleksi untuk mendapatkan bibit ternak yang telah memenuhi syarat SNI. Dengan harapan dapat meningkatkan minat peternak dalam mengembangkan ternak lokal asli Indonesia.

“Saya juga berharap bagi kelompok wanita tani bisa mengembangkan kreativitas, agar dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya saing komoditas pertanian dan peternakan, juga mendukung tercapainya ketahanan pangan. Yang pada akhirnya ini akan menuju peningkatan kesejahteraan bersama,” harapnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan Kota Probolinggo, Aries Santoso mengatakan sejak tahun 2023 lalu, pihaknya telah mempola untuk mengembalikan ikon Kota Probolinggo dengan konsep sekolah lapang untuk budidaya tanaman anggur menggunakan lahan marjinal atau media pot. Tujuannya, untuk menggairahkan semangat petani dalam budidaya tanaman anggur di Kota Probolinggo.

Dari bimtek ini yang bisa ditularkan adalah semangat untuk membudidayakan tanaman anggur dan beberapa jenis atau varietas yang mudah untuk dibudidayakan maupun capaian hasil panennya. Jadi memilih varietas itu juga penting apalagi di Kota Probolinggo lahan semakin sempit, salah satu solusinya menggunakan teknologi atau memanfaatkan media tanam yang ada.

"Bisa menggunakan pot atau hidroponik dan cara-cara yang memanfaatkan teknologi pertanian. Memang mahal sih tetapi itu hanya di modal awal saja tetapi keberlanjutannya kan nanti tinggal meneruskan saja,” ujarnya.

Terkait pengembangbiakan Sapi potong PO, Aries mengatakan Kota Probolinggo sudah memiliki kelompok tani di Kelurahan Sumber Taman yang khusus mengelola sapi potong PO tersebut. Dengan mengikutsertakan kelompok tani tersebut dalam bimtek ini banyak pembelajaran yang bisa didapatkan. Mulai dari pengembangbiakan, pakan ternak dan uji performance. Uji performance ini berkaitan dengan peningkatan tampilan dari sapi tersebut.

“Apabila performance sapi tersebut bagus menandakan sapi tersebut sehat, baik dari sisi berat dan tinggi badan ideal sebagai sapi potong. Banyak peluang yang bisa diraih, kita belajar banyak secara teori dan ilmiah sehingga saya yakin akan semakin memotivasi para peternak sapi potong di Kota Probolinggo, dengan konsep uji performance tersebut. Kita disana dilatih untuk mengukur berat badan yang ideal dari ternak tersebut, termasuk proses penyediaan pakan dan supporting vitaminnya,” urainya.

Ia juga menambahkan akibat wabah PMK (penyakit mulut dan kuku) pada sapi beberapa waktu yang lalu, mengakibatkan penurunan populasi sapi di Kota Probolinggo. Sebelum wabah PMK, populasi sapi di Kota Probolinggo diatas 10.000 ekor, namun setelah terkena wabah PMK turun menjadi 4000-an.

“Hal ini cukup berpengaruh pada gairah peternak sapi dalam membudidyakan ternak sapi kembali. Tetapi kami, baik dari Dinas Pertanian Provinsi Jatim dan DPKPP Kota Probolinggo mengupayakan pengobatan dan vaksinasi pada ternak-ternak. Harapannya, setelah dari bimtek kemarin bisa menggairahkan kembali semangat para peternak untuk bisa membudidayakan ternak sapi kembali. Selain itu, saat bimtek kemarin kami juga mendapat informasi terkait tata cara inseminasi buatan, jadi mengawinkan sapi melalui inseminasi buatan sehingga memungkinkan untuk penambahan populasi,” tutupnya.

Terakhir, Aries juga menyampaikan setelah bimtek ini, pihaknya akan menggelar kontes anggur sebagai upaya untuk mengembalikan ikon Kota Probolinggo.

"Insyaallah di tanggal 3 Juli nanti akan ada kontes anggur dalam pot dan pameran tanaman bonsai di Makodim 0820. Ini sebagai keberlanjutan dari proses mengembalikan anggur sebagai ikon Kota Probolinggo,” ujarnya. (mir/pin)

BAGIKAN