KANIGARAN - Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Pemerintah Kota Probolinggo melalui Badan Perencanaan, Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk mengelola Sumber Daya Alam dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan di Kota Probolinggo secara bijak dan bermutu. Giat itu diselenggarakan di Puri Manggala Bhakti Kantor Wali Kota Probolinggo, Selasa pagi (19/11).
Ini menjadi salah satu upaya pemkot untuk menggali permasalahan yang timbul di tengah – tengah masyarakat Kota Probolinggo. Sehingga permasalahan tersebut dapat segera teratasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang pada akhirnya terwujud dalam menjamin ketersediaan pangan bagi setiap individu dengan jumlah dan mutu yang layak, sehingga dapat terwujud ketahanan pangan pada suatu daerah.
Seperti yang disampaikan oleh Penjabat Wali Kota M. Taufik Kurniawan, ketahanan pangan merupakan kondisi dimana pangan tersedia dalam jumlah yang cukup, terjangkau, dan memiliki kualitas gizi yang baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pergeseran gaya hidup masyarakat perkotaan yang lebih bergantung pada produk pangan olahan dan impor, serta berkurangnya lahan pertanian, semakin meningkatkan kerentanannya terhadap fluktuasi harga dan gangguan pasokan terkadang menjadi kendala.
“Persoalan ketahanan pangan ini sebenarnya sejalan dengan salah satu program Presiden yang baru, pemberian makan gratis dan bergizi, namun poinnya bahwa bersama teman-teman semuanya, dengan nantinya program tersebut berjalan jangan sampai pasokan bahan baku makanannya kita ambil dari luar, usahakan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar itu dapat dimanfaatkan,” ujarnya.
Menurut M Taufik, memerlukan kebijakan strategis dalam ketahanan pangan. Pangan harus tersedia dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang terjangkau serta stabil. Hal ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan stabilitas pembangunan ekonomi kedepannya. Kota Probolinggo yang terletak di wilayah pesisir juga memiliki potensi perikanan budidaya dan perikanan tangkap yang cukup besar.
“Masih banyak tantangan yang perlu diatasi, seperti perubahan iklim, degradasi lahan dan ketimpangan akses terhadap sumber daya pertanian. Saya sampaikan terima kasih kepada peserta Focus Group Discussion yang sudah meluangkan waktunya untuk menghadiri serta berpartisipasi aktif menyampaikan buah pemikirannya demi kemajuan Kota Probolinggo. Semoga hasil sumbangsih pemikiran dari saudara – saudara sekalian dapat menjadi pondasi yang kuat demi terwujudnya ketahanan pangan di Kota Probolinggo” harapnya.
Sementara itu Kepala Bappeda Litbang, Diah Sajekti Widowati Sigit, pada kesempatan tersebut menjelaskan FGD tersebut akan membahas pemantapan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru. Maka isu tersebut dipandang sangat penting dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kota Probolinggo.
Ada pun peserta FGD dihadiri perwakilan tokoh masyarakat dari berbagai sektor pekerjaan, termasuk Ketua LPM Kecamatan, Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, Kelompok Nelayan, serta para camat dan lurah di lingkungan Pemkot Probolinggo. (dev/pin)