Pemkot Ikuti Penilaian Kinerja Stunting Terintegrasi Provinsi Jawa Timur

2024

KANIGARAN - Pemerintah Kota Probolinggo ikuti Penilaian Kinerja Stunting Terintegrasi Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2023, Kamis (30/5) sore di Ruang Command Center. Penilaian ini merupakan program pemerintah pusat dalam Pelaksanaan Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di daerah. Pemaparan laporan disampaikan oleh Sekda drg. Ninik Ira Wibawati secara daring di hadapan Tim Panelis dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Dalam presentasinya, Sekda Ninik mengatakan bahwa informasi terkait meningkatnya kasus stunting di Kota Probolinggo ini diperoleh dari data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 milik Kementerian Kesehatan. Namun menurutnya, hal tersebut tidak menampilkan kejadian yang sebenarnya di lapangan. “Kemarin itu kan data SKI, Kota Probolinggo dapat perhatian lah, karena kasus stuntingnya tinggi, ya itu tadi, saya sampaikan data SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus, red) kami tahun 2023 itu 18.000 balita, tetapi yang menjadi sampling hanya 275, itu tidak mewakili sama sekali,” terang Sekda Ninik.

Sekda menambahkan, dari sampling balita stunting tersebut juga telah mendapatkan intervensi kesehatan dan kunjungan dari dinas terkait. “Dari 275 ini teman-teman Dinas Kesehatan sudah mengunjungi, itu rupanya memang jarang yang datang ke posyandu,” tambahnya.

Di depan tim panelis yang terdiri dari perwakilan Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Jawa Timur, BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur, UNICEF dan Tenaga Ahli Bappeda Provinsi Jawa Timur, Sekda Ninik menjelaskan beberapa intervensi spesifik dalam upaya menurunkan stunting di Kota Probolinggo. Diantaranya, ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) mendapatkan PMT sebanyak 158 Ibu dari 167 total Ibu KEK, remaja putri konsumsi tablet tambah darah sebanyak 9.103 remaja dari 9.775 total remaja putri berikutnya bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif sebanyak 323 Bayi dari 449 total bayi usia kurang dari 6 bulan.

Selanjutnya, pada anak usia 6 - 23 bulan mendapat makanan pendamping ASI sebanyak 3.640 Bayi dari 3.757 total bayi usia 6 - 23 bulan, balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk sebanyak 117 balita dari 117 total balita gizi buruk, balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi sebanyak 495 balita dari 599 total balita gizi kurang, yakni sebesar 63,9% status gizinya naik, 39,30% status gizinya tetap dan 0,31% status gizi nya turun serta masih banyak lainnya.

Dari hasil penilaian ini, Sekda berharap pemaparan materi ini dapat memotivasi seluruh stakeholder di Kota Probolinggo untuk berkomitmen menurunkan kasus stunting. “Ini memotivasi kami melalui Dinas Kesehatan maupun OPD terkait untuk benar-benar memperhatikan ini, harapan kita kasus stunting ini cepat menurun,” harapnya.

Hadir bersama mengikuti pertemuan daring tersebut diantaranya perwakilan dari perangkat daerah di lingkungan pemkot serta perwakilan lintas sektor. (dp/pin)

BAGIKAN