Mayangan - Ratusan petani se-Kota Probolinggo mengikuti rembug tani yang digelar Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP), Selasa (3/9) pagi. Penjabat Wali Kota Nurkholis membuka acara yang digelar di Ballroom Paseban Sena tersebut. Ia menyinggung tentang berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan urusan pertanian yang tidak bisa dihindari.
Diantaranya, peningkatan alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman seiring peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Kualitas SDM pertanian yang belum optimal sehingga masih diperlukan banyak transfer ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura.
“Kegiatan sosialisasi maupun pelatihan untuk peningkatan SDM potensial untuk mengelola pertanian tanaman pangan dan hortikultura terus dilakukan, sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan. Sarana dan prasarana pendukung untuk pertanian juga belum mencukupi dari segi kualitas dan kuantitas,” imbuhnya.
Penjabat wali kota yang hobi olahraga menembak ini juga menyarankan agar para petani bisa menggunakan energi terbarukan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). “Saat ini rata-rata mesin sumur bor masih menggunakan BBM, ke depan bisa dicoba peralatan pertanian yang memakai listrik dan menggunakan PLTS atap. Dengan begitu bisa menghemat pengeluaran biaya BBM,“ sarannya.
Hal ini bak gayung bersambut dengan keinginan petani maupun komunitas hidroponik yang tertarik menggunakan PLTS atap usai diterangkan oleh narasumber dari Dinas ESDM Jatim Lilik Suryaningtyas. Ia membahas tentang penerbitan surat rekomendasi untuk penyaluran BBM tepat sasaran dan tepat waktu.
“Saya komunitas hidroponik yang banyak menggunakan listrik dalam operasionalnya. Saya tertarik dengan saran Bapak Pj Wali Kota Nurkholis untuk bisa dibantu memperoleh PLTS atap. Dengan begitu bisa menghemat biaya operasional kami,” ujar salah satu komunitas hidroponik, Tutut.
Berikutnya ada narasumber dari dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Erna Juniati membahas terkait dukungan sarpras pertanian dan penyaluran pupuk. Terakhir diisi oleh Pupuk Indonesia Rifki Satya Wiryanto. Ia meminta para petani yang sudah terdaftar dalam aplikasi e-RDKK kebutuhan pupuk bersubsidi agar menebus pupuk di kios yang ditunjuk.
“Tahun depan nama petani tersebut akan terhapus dari sistem jika tidak menebus pupuk yang telah terdaftar sesuai namanya di aplikasi tersebut. Karena dianggap tidak membutuhkan pupuk bersubsidi,“ pungkasnya.
Selain ratusan petani, acara itu juga diikuti oleh komunitas anggur, komunitas bonsai, kelompok nelayan, asosiasi petani cabe dan bawang merah, asosiasi hidroponik, kelompok wanita tani. (yul/pin)