KANIGARAN - Keamanan informasi pemerintah di tengah inovasi platform digital perlu mendapat perhatian. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan Workshop Information Security Awareness pada Rabu (24/4) pagi di Puri Manggala Bhakti. Adapun pesertanya adalah Pranata Komputer/tenaga teknik informatika di perangkat daerah pemkot, guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada SMP/MTS Negeri dan SMA/SMK/MA Negeri Kota Probolinggo, Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Perwakilan Akademisi.
Mewakili Penjabat Wali Kota membuka acara Asisten Perekonomian dan Pembangunan Wawan Soegyantono menyampaikan bahwa information security awareness bukan hanya tentang memahami risiko keamanan saja tetapi juga tentang bagaimana mencegah dan mengatasi ancaman tersebut. Insiden siber, seperti peretasan data, malware dan serangan phishing, dapat mengancam integritas, kerahasiaan serta ketersediaan data dalam SPBE.
“Oleh karena itu, pencegahan insiden siber menjadi aspek krusial dalam kesadaran keamanan. pencegahan dapat dilakukan melalui implementasi kebijakan keamanan yang ketat, pelaksanaan tindakan pencegahan seperti enkripsi data dan pelatihan bagi seluruh pemangku kepentingan mengenai potensi ancaman serta cara menghindarinya,” ucap Asekbang Wawan.
Wawan melanjutkan bahwa peran penting Computer Security Incident Response Team (CSIRT) juga dapat mendukung keamanan informasi Pemerintah Daerah. CSIRT bertugas untuk menangani insiden keamanan informasi, mulai dari deteksi, analisis, hingga penanganan insiden.
“Keberadaan CSIRT tidak hanya sebagai responsif terhadap insiden yang terjadi, tetapi juga sebagai upaya proaktif dalam mendukung information security awareness. CSIRT dapat menyelenggarakan pelatihan, workshop dan kampanye kesadaran keamanan informasi bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk Pejabat Pemerintah, Pegawai dan Masyarakat,” lanjutnya.
Selain memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis ancaman keamanan informasi, seperti phising, malware dan social engineering. Giat ini juga membekali peserta dengan keterampilan untuk melindungi informasi pribadi dan organisasi dari serangan siber, “Juga untuk meningkatkan budaya keamanan siber di lingkungan perangkat daerah masing-masing,” jelas Sekretaris Diskominfo Andre Nirwana Kusuma – dalam laporannya.
Sebagai Pemateri, Diskominfo mengundang langsung Tenaga Ahli dari Badan Siber Dan Sandi Negara, yaitu Sri Boentaran Darmo Kusumo serta Yulyanti Hendriani. (sit/dp)