KANIGARAN - Sebuah ide terbersit dari Pj Wali Kota Probolinggo Nurkholis agar bisa menarik animo masyarakat datang ke TPS lebih awal. Ia menyiapkan hadiah diantaranya, bagi pemilih pertama yang mengirimkan foto selfie di depan TPS-nya dengan jari yang sudah dicelup tinta, maka punya kesempatan memperoleh hadiah 1 buah power bank.
Sekitar 100 power bank sudah tersedia dan bisa diambil di Radio Suara Kota, bagi yang namanya tercantum sebagai penerima hadiah tersebut. Informasinya akan diumumkan melalui medsos Pemerintah Kota Probolinggo, termasuk pemenang bagi TPS.
“Upaya ini untuk menggugah partisipasi masyarakat, sehingga presentase kehadiran ke TPS juga meningkat. Terlepas dari apa yang mereka pilih, yang terpenting angka kehadiran masyarakat presentasenya bisa lebih tinggi dari tahun sebelumnya,” harap Nurkholis
Usai melakukan pemantauan bersama dengan forkopimda di beberapa titik TPS, secara umum bisa dikatakan masyarakat antusias untuk memberikan hak pilihnya. Termasuk merangsang generasi milenial maupun pemilih pemula.
Sedangkan bagi penyelenggara pesta demokrasi, dalam hal ini KPPS dan TPS yang unik serta menarik juga diberikan hadiah. “Kita apresiasi upaya mereka, karena memiliki tujuan yang sama. Yakni mendongkrak partisipasi masyarakat, sehingga juga disiapkan hadiah total Rp 10 juta. Dengan beberapa kriteria tentunya,” imbuh pria yang hobi olahraga bulu tangkis ini.
Adapun kriterianya, tiap kelurahan mengusulkan satu TPS unggulan yang memiliki keunikan tempat dan seragam KPPS. Kegiatan inovasi KPPS untuk meningkatkan partisipasi pemilih untuk datang ke TPS dan terakhir angka kehadiran di TPS tersebut.
Selanjutnya, pemimpin nomor satu di kota ini juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya pesta demokrasi pagi ini. “Semoga berjalan lancar dan kondusif hingga akhirnya penetapan. Siapapun yang terpilih, inilah konstestasi politik dan pemilihan umum, maka harus diterima hasilnya dengan lapang dada. Masyarakat harus cerdas menyikapi,” pintanya.
Nurkholis juga meminta semua warganya tetap hidup rukun. Jika saat itu punya pilihan yang berbeda, maka setelah pesta demokrasi kembali bersatu. “Mari antar teman, antar tetangga dan masyarakat Kota Probolinggo guyub rukun membangun kota dan negeri ini sesuai profesinya masing-masing,” pungkasnya. (yul/pin)
