KANIGARAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo menggelar rapat koordinasi (Rakor) dengan perwakilan pedagang kaki lima (PKL) dan perwakilan pedagang yang berjualan di sekitar kawasan Pujasera Alun-alun setempat dan asosiasi PKL, Kamis (26/6) di kantor Wali Kota Probolinggo. Rakor ini dipimpin langsung Wali Kota Probolinggo dr Aminuddin.
“Rapat ini adalah membahas bagaimana agar kawasan Alun-alun untuk sementara waktu steril dari aktivitas berjualan,” ucap Wali Kota Amin, ditemui usai Rakor.
Pada kesempatan itu, Dokter Amin menyampaikan bahwa pemerintah tidak bermaksud melarang aktivitas perdagangan, melainkan mengupayakan penataan yang lebih baik, agar area tersebut tetap nyaman bagi semua pihak, baik PKL itu sendiri maupun pengunjung.
“Kita perlu menjaga suasana di sekitarnya tetap bersih, tertib, dan indah. Ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat umum. Pemerintah mendukung kegiatan ekonomi para pedagang, namun perlu pengaturan yang seimbang,” ujarnya.
Dalam rakor tersebut, beberapa agenda utama yang dibahas meliputi, rencana revitalisasi Alun-alun yang akan dimulai sekira Juli mendatang, relokasi pedagang di kawasan GOR A. Yani, hingga penataan lokasi berdagang agar tidak mengganggu akses pejalan kaki dan kendaraan.
Adapun lokasi penempatan PKL terbagi di beberapa tempat. Pertama, di sentra wisata kuliner GOR A. Yani, dengan kapasitas sebanyak 186 PKL yang terdiri dari PKL GOR A. Yani 27 pedagang, PKL Pujasera 51 pedagang. Sedangkan PKL sekitar Alun-alun ada 68 pedagang dan PKL Jl. Dr. Soetomo 40 pedagang.
Kedua, lokasi alternatif relokasi sisa PKL sekitar Alun-alun. Yakni, di Jl. Ikan Cucut Mayangan, sekitar Klenteng dan depan TWSL ke timur sampai RTH Botani.
Para perwakilan pedagang yang hadir dalam rakor itu pun mengapresiasi langkah pemerintah yang mengutamakan dialog. Mereka juga menyampaikan aspirasi, antara lain permohonan agar disediakan zona khusus berjualan, serta dukungan dalam bentuk pemerataan PKL, baik di lokasi di GOR A. Yani maupun pujasera Alun-alun kelak.
Salah satu perwakilan pedagang mengatakan dukungannya atas upaya pemerintah untuk menata kawasan ini. “Namun kami berharap, dalam penataan nanti, kami tetap diberikan tempat yang strategis untuk berjualan dan tetap bisa mencari nafkah,” ungkapnya.
Menanggapi masukan dari para pedagang, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (DKUP) Kota Fitriawati menyatakan bahwa tahap pertama, Pemkot akan melakukan proses lelang terlebih dahulu.
“Saat ini proses lelang, ya. Rencana pembangunannya atau revitalisasi akan dilakukan pada bulan Juli,” katanya.
Fitri menegaskan, setelah pembangunan yang diperkirakan selesai bertahap itu, pihaknya juga akan melakukan seleksi ketat untuk menentukan zona-zona berjualan yang lebih teratur, serta mengkaji kemungkinan PKL yang nantinya bisa berjualan di kawasan pujasera tanpa mengusik aktivitas PKL yang sudah berjualan sebelumnya di GOR A.Yani.
“Rencana ke depannya, sisi utara dan selatan GOR A. Yani ini akan kita buat sebagai wisata kuliner khusus yang terpusat. Lapangan basketnya kalau malam hari bisa dijadikan sebagai tempat rekreasi, sarana yang lain masih bisa dipakai termasuk wall climbing. Lalu, nanti juga ada jalan tembusan ke area Museum, yang nantinya juga bisa diisi oleh teman-teman PKL dan kemarin sudah dipantau Pak Wali langsung,” jelas Fitri.
Rakor yang juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari, Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Wawan Soegiyantono dan Kepala Satpol PP Pujo Agung Satrio ini diakhiri dengan kesepakatan untuk bersama menjaga kondusivitas Kota Probolinggo dari pihak-pihak yang tak bertanggungjawab.
Dengan langkah ini, Pemkot berharap bisa mewujudkan keseimbangan antara pengembangan ekonomi masyarakat kecil dengan pelestarian lingkungan yang lebih tertib, bersih, aman, dan nyaman untuk semua.
“Harapannya PKL sudah ada pemahaman bahwa Alun-alun akan kita revitalisasi dan temen-temen PKL relokasi. Mudah-mudahan terealisasi, bersih dan bagus,” pungkasnya. (es/fa)

