KEDOPOK – Kegiatan edukasi pengasuhan anak digelar di SMP Negeri 6 Probolinggo, Rabu (3/12) pagi. Sejumlah orang tua siswa mengikuti agenda yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial PPPA Kota Probolinggo tersebut. Mengusung tema “Parenting: Pendidikan Karakter di Era Digital bagi Gen Z”, kegiatan ini menghadirkan narasumber Ketua Tim Penggerak PKK Kota Probolinggo, dr. Evariani Aminuddin.
Di depan para peserta dan murid SMP Negeri 6 Probolinggo, dr. Evariani Aminuddin menyampaikan apresiasinya kepada jajaran pendidik sekolah karena telah mempelopori agenda edukasi tersebut. Menyinggung tema acara, dirinya menegaskan bahwa setiap generasi memiliki karakteristik serta strategi pendidikan yang berbeda-beda.
“Generasi baby boomers itu dilahirkan dari mulai tahun kemerdekaan sampai tahun 1964 ya, orangnya disiplin karena kita memang hidup mencari uang, kerja keras dan semangatnya luar biasa. Sehingga kekuatan kita pada waktu itu yang terlahir di zaman baby boomer itu karakternya stabil. Nah, generasi berikutnya itu generasi X. Generasi X bisa jadi yang punya anak-anak saat ini,” terangnya.
Penggunaan gawai di era digital juga menjadi perhatian tersendiri bagi istri wali kota tersebut. Dokter Eva mengakui bahwa gawai sangat menunjang aktivitas sehari-hari, termasuk dalam proses pendidikan. Namun, Ketua Tim Penggerak PKK Kota itu mengingatkan agar orang tua tidak membiarkan anak-anak menjadi bergantung pada gawai.
“Anak dibiarkan terus scroll tanpa henti, sementara ibunya merasa tenang karena bisa memasak, berdandan, atau beraktivitas lain saat anak diam dengan gadget di tangan. Bahkan ada orang tua yang ikut diam dengan gadgetnya sendiri. Inilah yang saya sebut sebagai pola keluarga yang toxic. Jika tidak diawasi sejak sekarang, pola seperti ini bisa menyeret anak pada hal-hal yang negatif,” jelas dr. Eva.
Untuk itu, dr. Evariani memberikan saran kepada para orang tua untuk menerapkan manajemen screen time, yakni menetapkan batas waktu tertentu bagi anak-anak dalam menggunakan gawai.
“Kapan anak boleh menggunakan HP dan kapan tidak, itu harus diatur di rumah. Misalnya, saat makan siang bersama, ibu, bapak, adik, kakak, semua sepakat untuk tidak memegang HP. Konsensusnya harus dibuat bersama. Ketika makan, itulah quality time yang paling harmonis di tengah keluarga,” tutur dr. Evariani.
Masih dalam materi parenting, dr. Evariani juga membagikan pengalaman pribadi yang pernah dirinya sampaikan kepada anaknya ketika mulai beranjak remaja, yakni pentingnya giat belajar dan mengisi waktu dengan kegiatan yang positif.
“Jadi, tolong berjanji dengan mama untuk jadilah sarjana hebat yang sekolah adalah nomor satu, tidak boleh pacaran. Belajar harus betul-betul mengikuti perintah guru ditambah dengan seluruh aktivitas lainnya yang saya sibukkan mulai dari dia les musik, les vokal, les bahasa, les mengaji, les menari, dan anak-anak tersebut menjadi juara-juara di les-les tambahan itu. Di samping di sekolahnya juga selalu nomor satu,” pesan dr. Eva
Sementara itu, pelaksana kegiatan yang juga Kepala Dinas Sosial PPPA, Madihah, menerangkan bahwa kegiatan ini digelar dalam rangka mendukung pendidikan karakter yang berintegritas sebagai bagian dari upaya menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Pendidikan karakter adalah fondasi menuju Indonesia Emas 2045. Dengan karakter yang kuat, integritas, nasionalisme, kerja keras, kreativitas, kepedulian, dan etika, generasi indonesia dapat menjadi SDM unggul yang mampu menghadapi tantangan global,” jelas Kadinsos itu.
Seusai mengikuti agenda parenting bersama dr. Evariani, salah seorang peserta, Nurise, mengaku senang dapat memperoleh ilmu baru seputar parenting.
“Ya, sangat memuaskan. Ada satu pesan yang saya ingat dari Bu Wali, yaitu pentingnya orang tua untuk lebih memantau anak-anaknya, agar ke depan mereka bisa berkembang dengan lebih baik,” ujar orang tua dari murid kelas VIII itu. (dp/pin)

