KANIGARAN – Pemerintah Kota Probolinggo terus berupaya menggeliatkan perekonomian masyarakat melalui sektor pariwisata. Salah satunya, dengan menggelar Lomba Kampung Wisata yang diikuti 22 kelompok sadar wisata (pokdarwis) di Kota Probolinggo. Hasilnya, ada 10 pokdarwis yang masuk tahap paparan di depan dewan juri, Kamis (26/11).
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispopar) Kota Probolinggo Muhammad Abas menjelaskan dari 22 peserta sudah dilakukan kunjung lapang oleh para dewan juri, 10 dinyatakan lanjut ke tahap selanjutnya. “Nanti akan diambil 5 besar. Kami melihat 10 besar ini punya potensi yang luar biasa untuk bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata baru di Kota Probolinggo," jelasnya.
10 Pokdarwis yang melakukan presentasi Kampung Wisata 2025 adalah Pokdarwis Pilang Istimewa, Pokdarwis Lerem Tisno, Pokdarwis Ranu Sentong, Pokdarwis Kedungasri Inspiratif, Pokdarwis Masyarakat Pecinta Cagar Budaya (Pojur Kreatif), Pokdarwis Pakistaji Berkelas, Pokdarwis Kampung Edukasi Kreatif, Pokdarwis Bumi Pesona Randu, Pokdarwis Sukma, dan Pokdarwis Wirotama.
Dewan juri lomba ini adalah Ketua TP PKK Evariani Aminuddin, Ketua ASIDEWI (Asosiasi Wisata Desa Indonesia) Andi Yuwono dan Rektor Institut Ahmad Dahlan Benny Prasetiya. Paparan berlangsung di Command Center Pemkot Probolinggo.
Evariani menekankan pentingnya mewujudkan misi yang ingin dicapai, salah satunya pembangunan berkelanjutan di Kota Probolinggo melalui kampung wisata. Kampung wisata bukan sekadar destinasi yang dilombakan atau event sesaat saja, ini merupakan model yang berbasis masyarakat.
“Yang nanti memadukan antara potensi lokal yang ada dengan kreatifitas warga, daya tarik budaya yang ada, dan partisipasi solid dari kelompok masyarakat tersebut. Sehingga pada akhirnya menciptakan nilai ekonomi bagi penduduk setempat. Jadi keberadaan kampung wisata itu harus membawa makna strategis dan keberlanjutan," ujarnya.
Keberadaan kampung wisata, lanjut Evariani, mendorong ekonomi kerakyatan yang berpeluang adanya pendapatan baru. “Kelompok wisata akan tumbuh pelan - pelan. Mungkin nanti ada home stay, ada kuliner, ada UMKM dengan pusat oleh - oleh wisata lokal, ada pemandu wisata, sewa peralatan, ataupun tiket masuk atau parkir, jadi arus yang merata menguatkan ekonomi masyarakat secara luas di tempat tersebut. Nanti yang kita harapkan seperti itu," imbuhnya.
Lebih lanjut Dokter Eva berharap melalui kegiatan ini, para lurah memiliki indikator sebagai kelurahan terbaik melalui destinasi wisata. "Kami harap melalui kegiatan ini para Lurah betul - betul memiliki mindset visioner bagi warganya, menularkan cara berpikir yang strategis pada warganya dan tujuannya jelas, goals yang ingin dicapai masyarakat di kelurahan tersebut maju sejahtera pendapatan dan ekonominya," tegas Eva.
Sementara itu, Ketua ASIDEWI (Asosiasi Wisata Desa Indonesia) selaku tim juri Lomba Kampung Wisata Andi Yuwono, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Probolinggo atas terselenggaranya Lomba Kampung Wisata 2025.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Pemkot Probolinggo dalam hal ini Dispopar yang telah memberi ruang pada kami ASIDEWI untuk bisa belajar bersama, kami sudah berkolaborasi dengan Dispopar hampir satu dekade, mulai tahun 2016," katanya.
Lebih lanjut Andi berharap momentum lomba kampung wisata di Kota Probolinggo menjadi satu media pembelajaran yang berarti untuk semua pihak. Capaian pertama yang bisa diukur dari lomba ini adalah tempat wisata bisa dikatakan berhasil atau sustainable atau bisa berjalan lancar ketika banyak tamunya.
“Yang kedua dengan cara mengikuti lomba seperti ini, sebagai tolak ukur kita sekarang posisinya dimana? Dengan beberapa hal metodelogi teknis yang sudah dilakukan oleh panitia bersama dewan juri, nanti diharapkan bapak - ibu setelah lomba ini baik yang menang maupun yang belum, mempunyai satu pembelajaran yang sangat luar biasa," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, tim juri lainnya, Rektor Institut Ahmad Dahlan Benny Prasetiya menyampaikan, untuk mewujudkan 10 nominasi banyak analisa dan pertimbangan dari dewan juri.
“Kami harus memastikan kemarin, menganalisa keberlanjutannya (kampung wisata), kira - kira bisa berlanjut tidak? Masing - masing kampung wisata yang sudah kami kunjungi itu, kira - kira nilai keunggulannya apa yang bisa menjadi daya tawar untuk mendukung keberlanjutan," imbuh Doktor Benny.
Kegiatan yang diisi dengan pemaparan dan sesi tanya jawab tersebut turut dihadiri, camat, lurah, Ketua Pokdarwis yang masuk nominasi beserta perwakilan pengurus. Penganugerahan lomba kampung wisata direncakan pada 29 November 2025 di Sumber Mata Air Sentong (Crl/fa)

