MAYANGAN - Sekitar 300 burung perkutut dari berbagai daerah di Jawa Timur unjuk kebolehan dalam Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut bertajuk Bayuangga Cup 2025 yang digelar di Lapangan Merpati, RT 3 RW 1, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Minggu (25/5).
Acara ini diikuti oleh peserta dari kota-kota besar seperti Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Malang, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang, hingga Kabupaten dan Kota Probolinggo.
Ketua penyelenggara kegiatan Sigit Satriya, dalam laporannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin atas dukungan penuh terhadap terselenggaranya kegiatan ini. “Terima kasih kepada Bapak Wali Kota yang telah memberikan dukungan luar biasa untuk terselenggaranya lomba ini. Ini menjadi semangat bagi kami untuk terus melestarikan budaya lokal melalui suara alam burung perkutut,” ujar Sigit.
Senada dengan itu, Wali Kota Aminuddin dalam sambutannya menegaskan bahwa pelaksanaan lomba ini sejalan dengan visi dan misinya menciptakan 100 event untuk Kota Probolinggo, salah satunya melalui kegiatan komunitas burung perkutut.
“Ke depan, di bulan September, kita rencanakan event yang lebih besar lagi, dengan skala regional bahkan nasional. Saya mendukung penuh, tinggal menyiapkan segalanya agar komunitas ini benar-benar mendapat tempat dan bisa berkembang,” ujarnya.
Wali Kota juga menyoroti pentingnya keterlibatan UMKM dalam kegiatan seperti ini. Ia berharap panitia bisa mengembangkan aspek ekonomi kerakyatan agar manfaatnya lebih terasa. “UMKM perlu ditingkatkan lagi. Supaya multi efek dari kegiatan ini bisa dirasakan masyarakat luas, khususnya di wilayah ini. Dengan begitu, masyarakat akan lebih mendukung,” tambah Aminuddin.
Dalam rangkaian acara tersebut, secara simbolis Wali Kota menyerahkan bantuan uang tunai kepada panitia serta melakukan pelepasan burung perkutut sebagai lambang pelestarian burung alam lokal Kota Probolinggo, didampingi oleh panitia dan tamu undangan.
Kompetisi ini mempertandingkan tiga kelas yaitu, Piyik Bebas (sangkar 7 meter), Yunior (5 meter) dan Hanging (3 meter). Setiap kelas melalui empat babak penilaian dengan durasi masing-masing 45 menit.
Adapun kriteria penilaian juri terdiri dari lima unsur utama: suara depan, suara tengah, suara ujung, irama dan mutu suara, dengan nilai kisaran 8–9 sebagai standar tinggi. Meski tidak berhadiah uang, pemenang lomba mendapatkan trophy kehormatan sebagai simbol prestise di kalangan pecinta burung perkutut.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kabag Ops Polres Probolinggo Kota Kompol Dwi Sucahyo, perwakilan dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar), serta jajaran Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia. (dy/uby)

