Masuk dalam JKPI, Kota Probolinggo Komitmen Lestarikan Nilai Sejarah dan Budaya Lokal

2025

YOGYAKARTA – Wali Kota Probolinggo Dokter Aminuddin menjadi salah satu dari 58 kepala daerah yang mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025, Selasa (5/8) malam. Pertemuan di Ballroom Hotel Tentrem Yogyakarta ini adalah momen para pemimpin daerah yang peduli pada warisan sejarah dan masa depan identitas kota.

Welcome dinner malam itu diawali pertukaran cinderamata oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo kepada para tamu kehormatan sebagai simbol penghormatan dan persaudaraan antar daerah. Hasto yang didampingi Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan menyapa satu per satu delegasi dan berfoto bersama.

Malam itu, Wali Kota Dokter Amin didampingi Ketua TP PKK dr. Evariani. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari tuan rumah, diiringi jamuan makan malam dan pertunjukan musik dari grup Sinten Remen sebagai penutup. Kehangatan malam welcome dinner seakan menandai dimulainya rangkaian diskusi dan kerja sama bagi JKPI.

Momentum tersebut menjadi ajang keakraban sekaligus simbol persahabatan antar daerah anggota JKPI. Dalam acara itu seluruh tamu undangan mengenakan busana adat Gagrak Ngayogyakarta sebagai bentuk penghormatan tradisi lokal dan simbol komitmen dalam menjaga identitas budaya

Keesokan harinya, Rabu (6/8), agenda JKPI dilanjutnya dengan rapat kerja. Rakernas ke-XI JKPI yang mengusung tema resiliensi Kawasan Cagar Budaya guna mendorong pemberdayaan masyarakat berkelanjutan. Dengan ini diharapkan semakin menggugah masyarakat dan kota/kabupaten akan terinspirasi serta semakin mantap untuk terus peduli terhadap warisan pusaka alam dan warisan pusaka budaya yang dimiliki.

Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, didampingi Ketua TP PKK dr. Evariani, menegaskan bahwa pelestarian budaya bukan hanya soal menjaga masa lalu, tetapi juga strategi membangun masa depan. Melalui sinergi antar daerah dan penguatan identitas lokal, budaya dapat menjadi kekuatan ekonomi dan karakter bangsa yang tangguh.

"Kehadiran kami di Rakernas ini sebagai wujud komitmen Kota Probolinggo dalam melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya lokal. Kota Pusaka bukan hanya tentang bangunan tua, tetapi juga tentang cara hidup, cerita rakyat, dan identitas yang harus terus kita jaga dan perkenalkan ke generasi muda," ujarnya.

Menurutnya Rakernas ke-XI JKPI tidak hanya sekadar menjadi ruang temu antar kepala daerah, sekaligus sebagai panggung dialog budaya yang melibatkan komunitas seni, akademisi, pelajar, dan masyarakat umum. Kota Yogyakarta sebagai tuan rumah memanfaatkan momentum ini untuk memperkenalkan kekayaan pusaka lokal sekaligus menggagas inovasi pelestarian budaya berbasis ekonomi kreatif.

"Saya juga ingin belajar dari tuan rumah dan kota-kota lainnya yang telah lebih dahulu melakukan revitalisasi kawasan pusaka, agar bisa kita terapkan pendekatan yang tepat dalam menata kawasan-kawasan bersejarah di Kota Probolinggo," tambahnya.

Keikutsertaan Kota Probolinggo dalam Rakernas ke-XI JKPI diharapkan mampu memperkuat identitas kota sebagai bagian dari jaringan kota pusaka nasional yang memiliki kekayaan sejarah dan budaya, sekaligus membuka peluang kerja sama lintas daerah dalam pengembangan sektor pariwisata dan pelestarian budaya.

Di akhir raker, seluruh kepala daerah mendapat kesempatan untuk menuliskan pesan dalam kanvas. Pesan yang ditulis oleh Wali Kota Dokter Aminuddin adalah “Apa yang ada hari ini adalah hasil budaya dari pendahulu kita. Tugas penerus untuk menjaganya”. (mir/fa)

BAGIKAN