KEDOPOK – Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin menghadiri agenda Malam Resepsi Hari Santri Nasional XI 2025 pada Minggu (26/10) malam. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Probolinggo yang berlangsung di halaman Klinik NU, Jalan Mastrip, Kedopok.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH. Abdullah Syamsul Arifin, Rois Syuriah PCNU Kota Probolinggo KH. Abdul Wahid, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Probolinggo KH. Arba’i Hasan, perwakilan forkopimda setempat, anggota DPRD Kota Probolinggo, pengasuh pondok pesantren, badan otonom NU, tokoh masyarakat serta para santri.
Dalam sambutannya Wali Kota dr. Aminuddin mengajak para santri untuk merefleksikan tema Hari Santri Nasional, yakni Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia, serta peran pesantren sebagai tonggak dasar pendidikan di Indonesia.
“Mengawal Indonesia merdeka ini sebagaimana tadi sudah disampaikan, memang betul-betul bahwa berdasarkan sejarah Republik Indonesia, pendidikan pondok pesantren merupakan tonggak pendidikan utama dan dasar di Indonesia,” jelas wali kota.
Dokter Amin juga menyampaikan bahwa sistem pendidikan pondok pesantren diakuinya telah diadopsi oleh pendidikan global. Yakni di negara Finlandia yang dikenal memiliki kualitas pendidikan terbaik.
“Percaya tidak, di Finlandia sistem pendidikannya itu adalah mengadopsi sistem pendidikan pondok pesantren. Ini ceritanya, 2018 saya ke Finlandia, sewaktu saya menghadiri salah satu tempat pendidikan di sana. Dikatakan oleh pembimbingnya bahwa sistem pendidikan di Finlandia ini berasal dari pondok pesantren di Yogyakarta,” ungkapnya.
Di akhir sambutan, orang nomor satu di Kota Probolinggo itu juga mengajak sinergi antara pemerintah, pondok pesantren dan masyarakat untuk terus mengawal pendidikan pesantren agar melahirkan generasi santri yang berakhlak.
“Kami yakin melalui sinergi antara pemerintah, pesantren, dan masyarakat yang merupakan kunci untuk melahirkan generasi santri yang berdaya saing global, namun tetap teguh memegang nilai-nilai moral, akhlak, dan jati diri, cita-cita tersebut bukanlah hal yang mustahil.” ajak wali kota.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Probolinggo, KH. Arba’i Hasan, juga menyampaikan sejarah NU serta peran para santri dalam sumbangsihnya memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
“Nahdlatul Ulama telah mengawal bangsa ini bukan hanya sejak Indonesia merdeka, tetapi sejak jauh sebelum itu. Selama ratusan tahun, pondok pesantren dan para kiai menjadi pusat perjuangan serta perlawanan terhadap penjajahan,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan sertifikat tanah wakaf oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Probolinggo, Siswoyo, kepada Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, untuk kemudian diserahkan kepada Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Probolinggo, H. Arba’i Hasan, serta penanggung jawab RA Masyitoh Kota Probolinggo.
Selain itu, turut diserahkan hadiah berbagai lomba serta sertifikat halal kepada para pelaku UMKM binaan. (dp/pin)

