MAYANGAN - Wali Kota Probolinggo, dr. H. Aminuddin dan Wakil Wali Kota Probolinggo, Ina Dwi Lestari mengajak seluruh elemen masyarakat untuk semakin peduli terhadap lingkungan, khususnya dalam memerangi sampah plastik, melalui aksi Gerakan Pasar Bersih dan Sehat (Gerpas Berseh) yang digelar dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 dengan tema global Ending Plastic Pollution, Kamis (19/6) pagi di Pasar Randu Pangger.
Dalam sambutannya, Wali Kota Aminuddin menekankan urgensi pengelolaan sampah plastik yang menjadi ancaman serius bagi lingkungan. “Sampah plastik ini tidak bisa terurai secara alami. Kalau dibiarkan, pada tahun 2060 nanti diperkirakan jumlah plastik di laut akan lebih banyak daripada ikan. Jangan sampai anak cucu kita mancing ke laut, yang didapat justru plastik,” tegasnya.
Wali Kota Aminuddin juga menyoroti bahaya sampah terhadap ekosistem tanah. Menurutnya, kegiatan bersih-bersih pasar yang disertai dengan donor darah dan pemeriksaan kesehatan ini merupakan aksi nyata yang perlu terus disosialisasikan dan dikembangkan.
“Kegiatan seperti ini jangan hanya diadakan di Pasar Randu Panger saja, tapi juga menyebar ke seluruh lingkungan di Kota Probolinggo. Kami sangat mendukung gerakan seperti Zero Waste Event, karena inilah bentuk nyata kepedulian terhadap masa depan lingkungan,” tambahnya.
Menutup sambutannya, ia mengajak masyarakat untuk kembali ke kebiasaan lama yang ramah lingkungan. “Mari kita mulai lagi kebiasaan membawa kantong belanja sendiri, seperti yang dulu dilakukan ibu-ibu kita. Ini salah satu cara efektif untuk meminimalisir sampah plastik.” ajaknya.
Ketua Papesa, Budi Krisyanto, menyampaikan kegiatan ini merupakan bagian dari kolaborasi antara Papesa dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, sekaligus mendukung program Probolinggo Bersolek dan menyemarakkan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
“Gerpas Berseh ini dimaksudkan sebagai wahana edukasi dan penyadaran kepada masyarakat, terutama dalam pengelolaan sampah plastik. Kami berharap, kawasan pasar tradisional bisa menjadi lingkungan yang bersih, sehat, dan menarik sebagai destinasi wisata lokal yang menopang pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan, Budi mengusulkan kepada Pemerintah Kota Probolinggo agar membuat regulasi tentang event bebas sampah atau Zero Waste Event, serta menetapkan kelurahan percontohan bebas sampah dari masing-masing kecamatan.
“Setiap kecamatan bisa mengusulkan satu kelurahan percontohan. Monitoring dapat dilakukan pada Juli hingga Agustus 2025, dan kelurahan terbaik bisa diberikan apresiasi pada Hari Jadi Kota Probolinggo, 4 September mendatang,” ungkapnya.
Kriteria kelurahan bebas sampah, lanjutnya, meliputi berkurangnya praktik membakar dan membuang sampah sembarangan, minimnya tumpukan sampah liar, serta meningkatnya pengurangan sampah di sumbernya dan pemanfaatan bank sampah.
Budi juga menekankan pentingnya menjadikan pasar tradisional sebagai ruang publik yang bersih dan menarik. “Pasar yang bersih akan membuat pedagang lebih semangat dan pembeli merasa nyaman. Perputaran uang meningkat, ekonomi bergerak, dan ini sejalan dengan visi Probolinggo sebagai kota yang bersih, sehat, tertib, dan indah,” ujarnya.
Budi mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya Gerpas Berseh 2025 dan berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkala di pasar-pasar lain di Kota Probolinggo. “Sinergi dan kolaborasi ini semoga terus tumbuh dan berkembang. Mari bersama-sama wujudkan Kota Probolinggo yang bebas sampah, bebas banjir, dan makin bersolek,” tutupnya.
Setelah apel, kegiatan dilanjutkan dengan aksi bersih-bersih pasar, pemeriksaan kesehatan dan donor darah. Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur, mulai dari perangkat daerah, komunitas lingkungan, Sekolah Adiwiyata, hingga mitra sponsor seperti PT. Pegadaian, PT Eratek, dan SKI. (mir/uby)

