Perkuat Pengelolaan Sampah Spesifik Bersumber dari Masyarakat, Pemkot Probolinggo Gelar FGD Bersama Kementerian LH

2025

MAYANGAN - Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar Focus Group Discussion (FGD) pengelolaan sampah spesifik yang bersumber dari masyarakat. FGD yang berlangsung di Aula Bestari DLH ini dipimpin langsung oleh Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin.

Dalam arahannya, wali kota menyampaikan apresiasi atas peran aktif masyarakat dalam mendukung program kebersihan di Kota Probolinggo. Ia menegaskan bahwa sejak awal kepemimpinannya, pengelolaan sampah menjadi salah satu fokus utama yang terus dievaluasi, termasuk dari sisi pendanaan.

“Sejak awal kami menjabat, salah satu poin penting adalah melakukan evaluasi pendanaan Dinas Lingkungan Hidup. Dari hasil diskusi, kami menyimpulkan kebutuhan anggaran sekitar Rp 32 miliar, yang sebelumnya jauh di bawah itu,” ungkap Aminuddin.

Wali kota juga menegaskan pengelolaan sampah menjadi bagian penting dalam mewujudkan identitas Kota Probolinggo sebagai Kota Bersolek. Yaitu singkatan dari Bersih, Elok, Ramah, Sejahtera, Organik, Lestari, Edukasi, dan Kreatif. “Melalui konsep Bersolek ini, kita terus mengedukasi seluruh masyarakat agar memiliki kesadaran hidup bersih dan mampu menciptakan inovasi dalam pengelolaan sampah,” tegasnya.

DLH Kota Probolinggo telah mendapatkan bantuan berupa bangunan dan peralatan pengelolaan sampah, termasuk dropbox sampah. Bahkan, Kota Probolinggo menjadi salah satu dari dua kota di Indonesia yang ditunjuk dalam program pengelolaan sampah spesifik.

Sejumlah upaya yang saat ini terus diperkuat diantaranya gerakan Probolinggo bebas plastik, pembuatan lubang biopori, serta pengelolaan sampah organik melalui budidaya maggot. Menurut Aminuddin, langkah tersebut sangat penting untuk menunjang sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Wali kota juga berharap ke depan dapat tercipta berbagai inovasi dalam pengelolaan sampah, termasuk digitalisasi data pengelolaan sampah di tingkat kecamatan dan kelurahan. “Saya berharap fungsi pengelolaan sampah benar-benar terealisasi secara optimal, berjalan sesuai standar, karena upaya ini sangat penting bagi kesehatan masyarakat dan pembangunan infrastruktur kota yang strategis,” tambahnya.

Ia juga menegaskan komitmen Pemerintah Kota Probolinggo untuk terus berupaya meraih kembali penghargaan Adipura sebagai pemacu semangat masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Sementara itu, FGD ini juga menghadirkan narasumber secara daring melalui zoom, yakni Plt Direktur Penanganan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Melda Mardalina.

Dalam paparannya, ia menjelaskan alur pengelolaan Fasilitas Pengolahan Sampah Spesifik (FPSS) dan Tempat Penyimpanan Sementara Sampah B3 (TPSS B3), termasuk tata cara penanganan dan pengelolaan limbah B3 agar aman bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Retno Wandansari, sambutannya menyampaikan bahwa FGD ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan terkait pengelolaan sampah spesifik yang bersumber dari masyarakat, sekaligus menyusun strategi peningkatan penanganannya agar lebih tepat dan efektif.

“Kita memperkuat koordinasi antarperangkat daerah, serta menyelaraskan langkah-langkah teknis dalam rangka mendukung pencapaian target pengurangan dan penanganan sampah di Kota Probolinggo,” ujarnya.

Kegiatan ini turut dihadiri kepala PD, perwakilan kecamatan dan kelurahan, serta para mitra lingkungan.  Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kota Probolinggo menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pengelolaan sampah yang terintegrasi, berkelanjutan, dan berbasis partisipasi masyarakat sebagai bagian dari upaya mewujudkan kota yang bersih, sehat, dan berwawasan lingkungan. (MgAMIK/fa)

BAGIKAN