MAYANGAN - Kamis siang (10/7), Kelurahan Kanigaran menggelar pelatihan budidaya tanaman hidroponik sebagai langkah strategis mendorong ekonomi hijau berkelanjutan. Giat ini digelar di BeeJay Bakau Resort Mayangan. Program ini merupakan bagian dari inisiatif Smart City dan pengembangan ekonomi kreatif yang mengintegrasikan sektor UMKM, pertanian modern, dan teknologi digital.
Acara siang itu dihadiri oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi, dan Keuangan, Slamet Swantoro, anggota DPRD, Camat Kanigaran Noor Ali, Lurah Kanigaran Dwi Arianto, hingga Ketua DPD LPM Heri dan jajaran.
Ketua Pokmas Kanakya Hasyim menyampaikan kegiatan pelatihan budidaya tanaman hidroponik bagi masyarakat Kelurahan Kanigaran bertujuan untuk membangun kapasitas masyarakat Kelurahan Kanigaran dalam menguasai teknologi hidroponik modern sebagai alternatif usaha produktif berkelanjutan.
Sebanyak 30 peserta pelatihan dari warga Kelurahan Kanigaran telah lolos penyaringan/seleksi melalui mekanisme kuesioner tes Google Form. Hadir sebagai narasumber, Ketua Komisi I DPRD Kota Probolinggo Isah Junaidah, dan Praktisi sekaligus owner Feriponik Feri Dwi Putra Suhartono.
Sebagai salah satu narasumber yang hadir Isah Junaidah menyampaikan jika DPRD akan mendukung program ini . "Saya sebagai salah satu pelaku dalam pengembangan tanaman hidroponik akan membantu saudara sekalian dalam hal yang berkaitan dengan pengembangan tanaman hidroponik bisa sharing, berdiskusi serta mendapatkan pemahaman terkait dengan sarana prasarana serta bahan yang dibutuhkan dalam model pertanian hidroponik," jelasnya.
Sementara itu, Staf Ahli Slamet menyampaikan, pembangunan ekonomi berbasis agritech menjadi solusi efektif untuk menghadapi tantangan ekonomi dan ketahanan pangan. "Hari ini merupakan momentum strategis bagi kita semua untuk mengambil peran aktif dalam membangun agritech berkelanjutan berbasis potensi lokal," tegasnya saat membuka pelatihan.
Kota Probolinggo memiliki lebih dari 15.000 unit UMKM di berbagai sektor, termasuk pengolahan pangan, kerajinan tangan, fashion, dan jasa kreatif. Sektor agritech, terutama teknologi hidroponik dan urban farming, disebut memiliki potensi besar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan ketahanan pangan lokal.
Pemerintah Kota berkomitmen membangun Probolinggo Agritech Hub sebagai ekosistem agritech terintegrasi, serta memfasilitasi sertifikasi GAP, organik, dan keamanan pangan demi penetrasi pasar nasional dan internasional.
Lurah Kanigaran, Dwi Arianto ditemui di sela-sela acara menyatakan pelatihan budidaya tanaman pakcoy dan selada air menggunakan sistem NFT (Nutrient Film Technique) dan DFT (Deep Flow Technique). Diharapkan pelatihan ini melahirkan pelaku agritech yang inovatif dan mandiri. "Keahlian yang diperoleh bukan hanya keterampilan teknis, tetapi juga fondasi usaha agritech yang berdampak sosial dan ekonomi," ujarnya
Salah satu peserta pelatihan Dewi Nur Aini mengaku senang mengikuti pelatihan. Menurutnya, dengan pelatihan ini, ia merasa bisa kembali menghidupkan potensi yang ada. Apalagi media tanamnya sudah tersedia, tinggal memperdalam pengetahuan dan menambah pengalaman.
“Ke depannya, saya ingin mengajak masyarakat di lingkungan saya untuk bersama-sama memanfaatkan lahan fasum sebagai media bertanam hidroponik. Harapannya, ini bisa berkembang menjadi salah satu sumber penghasilan bagi saya dan juga bermanfaat bagi warga sekitar.” (vv/pin)

