Mayangan — Dalam upaya mewujudkan Transformasi Ekonomi untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan serta membangun sistem ketahanan pangan yang bertanggung jawab, Pemerintah Kota Probolinggo melalui Bapperinda menggelar Seminar Ekonomi Sirkular pada Rabu (19/11) di Ruang Majapahit Bale Hinggil Resto dan Ballroom.
Acara ini dihadiri oleh Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, didampingi Pj. Sekdakot Probolinggo Rey Suwigtyo, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, serta para kepala OPD terkait.
Seminar menghadirkan narasumber dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, yaitu Nur Baladina, yang memaparkan latar belakang, konsep dasar ekonomi sirkular, implementasi, manfaat, serta tantangan penerapannya di sektor pertanian dan pangan.
Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bapperinda Kota Probolinggo, Retno Ambarwati, menyampaikan kegiatan ini digelar untuk membuka wawasan masyarakat mengenai penerapan ekonomi sirkular dalam kegiatan perekonomian, khususnya pada pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan, memberikan pemahaman kepada masyarakat serta stakeholder tentang implementasinya dalam mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan, serta mengidentifikasi sejauh mana ekonomi sirkular telah diterapkan oleh elemen masyarakat dan stakeholder dalam usaha atau kegiatan mereka.
“Seminar ini menjadi sarana penting untuk melihat sejauh mana praktik ekonomi sirkular sudah diterapkan, sekaligus mendorong masyarakat untuk semakin inovatif dan berkelanjutan dalam menjalankan usaha,” jelasnya.
Sementara, Wali Kota Aminuddin menekankan bahwa penerapan ekonomi sirkular menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi masa kini. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, tengah mengembangkan model ekonomi yang berputar (circular economy) untuk menciptakan dampak berlipat dan meminimalkan limbah. “Kita ingin tidak ada lagi sisa usaha yang terbuang. Semuanya harus bisa kembali dimanfaatkan,” ujar Wali Kota.
Ia juga menyoroti pentingnya inovasi, terutama dari kalangan petani milenial. Limbah pertanian diharapkan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik, sehingga mendukung keberlanjutan ekosistem pangan.
Wali Kota turut menyampaikan bahwa keberadaan MBG menjadi pasar utama bagi pengembangan usaha masyarakat, serta Koperasi Merah Putih berperan dalam menggerakkan perekonomian lokal melalui layanan pinjaman dana bergulir hingga Rp 5 juta bagi pelaku usaha pemilik NIB.
“Prinsip bisnis sederhana, apa yang kita lakukan harus ada pasarnya. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, potensi Kota Probolinggo bisa menjadi kekuatan besar menuju Indonesia Emas 2045,” tutur Aminuddin.
Seminar Ekonomi Sirkular ini diikuti oleh 72 peserta, terdiri dari Perangkat daerah, Ketua TP-PKK kecamatan se-Kota Probolinggo, Petani milenial, Kelompok Pekarangan Pangan Lestari (P2L), Peternak, Kelompok nelayan, Pembudidaya ikan, Poklahsar dan Pelaku industri/perusahaan. (vv/pin)

