Seminar Outlook Ekonomi Kota Probolinggo 2025, Dokter Amin Dorong Kolaborasi untuk Pertumbuhan Inklusif

2025

KANIGARAN - Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Baperida) Kota Probolinggo menggelar Seminar Outlook Pertumbuhan Ekonomi di Kota Probolinggo Tahun 2025, Selasa (11/11), di Puri Manggala Bhakti.

Kegiatan tersebut dihadiri Pj. Sekretaris Daerah Rey Suwigtyo sekaligus Kepala Baperida, Staf Ahli Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Wawan Soegiyantono, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Aries Santoso, para Kepala Dinas dan Kepala Bagian, Camat serta unsur Forkopimda setempat.

Seminar ini juga diikuti sekitar 80 peserta yang terdiri atas unsur perangkat daerah, dunia usaha, perbankan, serta akademisi. Kabid Perekonomian dan SDA Baperida Retno Ambarwati menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan ini adalah menyajikan analisis serta proyeksi kondisi ekonomi Kota Probolinggo tahun 2025. “Kemudian mengidentifikasi peluang dan tantangan ekonomi daerah, serta merumuskan kebijakan strategis bagi pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan,” jelas Retno.

Tiga narasumber dari BPS Kota Probolinggo membahas Analisis Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo Tahun 2025, Bappeda Provinsi Jawa Timur memaparkan Kebijakan Pemerintah dalam Percepatan Pertumbuhan Ekonomi dan Bank Indonesia Perwakilan Malang mengulas Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Probolinggo Tahun 2025–2026.

Dalam sambutannya, Wali Kota dr. Aminuddin mengapresiasi penyelenggaraan seminar yang dinilai penting untuk memperkuat pemahaman terhadap kondisi dan arah pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kami berharap kegiatan ini dapat menghimpun saran dan masukan mengenai langkah-langkah strategis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi kota. Melalui kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi dan masyarakat, kita wujudkan pembangunan ekonomi yang kompetitif, kokoh dan berkeadilan,” ujarnya.

Aminuddin memaparkan sejumlah capaian ekonomi positif. Berdasarkan data OJK, pertumbuhan kredit perbankan di Kota Probolinggo mencapai 40%, tertinggi di Indonesia. Sementara itu, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kota mencapai 5,85%, angka tertinggi sejak beberapa tahun terakhir.

Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Probolinggo juga naik menjadi 78,5, meningkat sekitar 0,5 poin dibanding tahun sebelumnya. Wali kota juga menyoroti tiga potensi besar yang menjadi modal utama pembangunan ekonomi daerah, yakni Sektor Pariwisata, terutama potensi Gunung Bromo yang diakui dunia internasional. Pemerintah Kota berkomitmen menjadikan Probolinggo sebagai “Teras Bromo” melalui program Probolinggo Bersolek.

“Kemudian sektor transportasi dan transit, dengan pengembangan jalur kereta komuter Surabaya–Probolinggo yang diharapkan meningkatkan arus wisatawan dan mobilitas pekerja. Dan ketiga sektor maritim dan pelabuhan, dengan rencana pelabuhan ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Tembaga serta pengembangan kawasan Kota Bahari sebagai pusat logistik dan perdagangan,” terang Dokter Amin.

“Tidak ada kota besar di dunia yang maju tanpa pelabuhan. Karena itu, kami ingin menjadikan Probolinggo sebagai pintu gerbang ekspor-impor dan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Timur,” tambahnya.

Sebagai langkah nyata, Pemkot juga mendorong lahirnya Koperasi Merah Putih di seluruh 29 kelurahan serta mempermudah izin usaha (NIB) gratis bagi masyarakat. Upaya ini diharapkan memperkuat ekonomi rakyat dan membuka lebih banyak lapangan kerja. “Kita dorong masyarakat untuk berwirausaha, memanfaatkan potensi lokal, dan ikut serta dalam pembangunan ekonomi kota,” kata wali kota.

Seminar kemudian ditutup dengan penekanan agar seluruh pemangku kepentingan aktif berkolaborasi menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Probolinggo menuju Indonesia Emas 2045. (dy/fa)

BAGIKAN