Sosialisasi Penguatan Ekonomi Sosbud, Pemuka Agama Didorong Jadi Motor Penguatan Ekonomi Umat

2025

Kanigaran – Rabu (3/12), Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Probolinggo menggelar Sosialisasi Penguatan Ekonomi Sosial Budaya bagi para pemuka agama di Gedung Puri Manggala Bhakti, Kantor Wali Kota Probolinggo. Kegiatan ini diikuti 75 peserta dari berbagai unsur pimpinan keagamaan se-Kota Probolinggo yang hadir dengan antusias untuk menyimak paparan tiga narasumber.

Adapun narasumber yang dihadirkan antara lain Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Probolinggo M. Dawam Ichsan, Ketua CU Koperasi Mandiri Kota Probolinggo Tur Budi Santoso, serta narasumber utama Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda Kota Probolinggo, dr. Evariani.

Dalam paparannya, dr. Evariani menyampaikan materi bertajuk Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis Rumah Ibadah. Ia menekankan pentingnya pemuka agama menjadi teladan dalam penguatan ekonomi umat. “Pemberdayaan harus dimulai dari diri sendiri agar kita mampu memberdayakan orang lain. Di mana pun kita berada, kita harus bisa memberi manfaat sosial,” ujar dr. Evariani.

Ia juga menegaskan bahwa rumah ibadah dapat menjadi pusat transformasi ekonomi yang mendorong kesejahteraan masyarakat. “Potensi yang ada di sekitar rumah ibadah harus dioptimalkan sehingga bernilai ekonomi. Dari potensi itu, hasilnya kembali digunakan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat,” jelasnya.

Menurutnya, agama membawa pesan moral yang juga relevan dalam aktivitas ekonomi. Karena itu, peran ekonomi dalam kehidupan beragama harus diarahkan untuk kemanfaatan umat, bukan semata keuntungan.

Dengan optimalisasi potensi ekonomi lokal, lingkungan rumah ibadah diharapkan dapat terus berkembang dan memberi dampak nyata bagi masyarakat.

Dr. Evariani juga menyoroti besarnya pengaruh pemimpin agama dalam mendorong perekonomian umat. “Pemimpin agama memiliki kredibilitas moral dan kedekatan langsung dengan masyarakat. Mereka adalah lokomotif pemberdayaan ekonomi umat,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pemuka agama memiliki ruang lingkup yang luas, mulai dari pendidikan, pengembangan lembaga ekonomi, pendampingan UMKM berbasis jamaah, hingga kemitraan dan intervensi kebijakan.

Dengan dukungan para pemuka agama yang visioner dan inovatif, distribusi kesejahteraan dapat berjalan lebih adil, sehingga kemiskinan struktural dapat ditekan.

Narasumber berikutnya, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Probolinggo, M. Dawam Ichsan, memberikan materi tentang Etika Bisnis dalam Islam dan Prinsip-prinsip Perdagangan Islami.

Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa prinsip kejujuran, keadilan, dan kepastian hukum harus menjadi dasar setiap aktivitas bisnis. “Bisnis dalam Islam harus menjauhkan diri dari praktik yang merugikan, menindas, atau mengandung unsur ketidakjelasan. Prinsip keadilan harus ditegakkan demi menjaga keberkahan usaha,” tegas Dawam Ichsan. (vv/pin)

 

BAGIKAN