KANIGARAN - Dinas Kesehatan P2KB Kota Probolinggo menggelar Optimalisasi Program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) melalui Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penanganan Stunting selama dua hari, Kamis–Jumat (27–28/11), di Puri Manggala Bhakti. Sebanyak 125 peserta hadir, terdiri dari para camat, lurah, ketua LPM, perwakilan ketua RW, serta Karang Taruna se-Kota Probolinggo.
Kepala Dinkes P2KB dr. Intan Sudarmadi, menyampaikan penurunan angka stunting masih menjadi tantangan serius nasional. Stunting merupakan salah satu prioritas dalam RPJMN dan tertuang dalam Perpres No. 72 Tahun 2021. Upaya penanganannya tidak dapat dilakukan secara parsial, tetapi membutuhkan pendekatan multipihak yang terintegrasi.
“Selama ini fokus intervensi stunting lebih banyak tertuju kepada ibu, baik ibu hamil, ibu menyusui maupun pola asuh. Padahal pengasuhan adalah tanggung jawab bersama seluruh anggota keluarga, terutama ayah,” ujarnya.
Menurutnya, ayah kerap hanya diposisikan sebagai penyedia nafkah, padahal dukungan emosional, pengambilan keputusan serta keterlibatan langsung dalam pengasuhan sama pentingnya. “Dari pemahaman inilah Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) hadir sebagai program strategis untuk menguatkan peran ayah,” terangnya.
Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin, menegaskan peran ayah sangat berpengaruh pada perkembangan psikologis dan kesehatan anak. Dalam momentum peringatan HKN ke-61, ia mengajak para ayah untuk menjadi role model bagi keluarganya melalui empat pilar utama.
“Diantaranya adalah interaksi aktif dengan anak sejak dalam kandungan hingga tumbuh besar, aksesibilitas yakni ayah hadir dan mudah dijangkau anak kapan pun dibutuhkan, tanggung jawab termasuk menepati janji dan memberi teladan positif, dan keterlibatan tanpa mengambil alih yaitu mendampingi anak menyelesaikan persoalan tanpa menggantikan proses belajarnya,” jelasnya
Dokter Amin mengungkapkan jika saat ini angka stunting di Kota Probolinggo masih sekitar 14% dan pemerintah daerah menargetkan penurunan hingga di bawah 12%. Wali kota meminta ketua RW, LPM, dan tokoh masyarakat untuk meningkatkan pemantauan tumbuh kembang anak di wilayah masing-masing.
Melalui giat ini, pemerintah berharap lahir lebih banyak ayah teladan yang siap berkolaborasi dalam menciptakan keluarga sehat, tangguh, dan bahagia serta mempercepat terwujudnya Kota Probolinggo bebas stunting.
Acara ini dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) oleh para camat se-kota, perwakilan Polres Probolinggo Kota, perwakilan Kodim 0820, Wali Kota Aminuddin, Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari, serta perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sofia Hanik, yang juga hadir sebagai narasumber dengan materi Implementasi Quick Win Kemendagri/BKKBN.
Ditemui di sela acara, Ketua RW 2 Sumber Taman Rebudi (37 tahun) berbagi pengalaman. Peserta kegiatan yang berprofesi sebagai jurnalis ini menyampaikan pengalamannya menerapkan empat prinsip ayah teladan. Ia menegaskan bahwa ia bukan ayah patriarkis, tetapi ayah yang terlibat langsung dalam pengasuhan sehari-hari.
Setiap hari ia rutin mengantar dan menjemput anak sekolah, menyediakan waktu untuk bermain bersama, serta mengatur agar penggunaan gadget tetap seimbang. “Jangan sampai gadget lebih dekat dengan anak daripada orang tuanya,” ujarnya.
Rebudi juga membantu istrinya mengurus anak sejak pagi, mulai dari membangunkan, memandikan, hingga memakaikan baju. Dengan dua anak kecil, ia berusaha hadir di setiap fase penting tumbuh kembang mereka. “Menjadi ayah teladan bukan soal kata-kata, tapi soal konsistensi untuk hadir,” tuturnya. (Dy/fa)

