MAYANGAN – “Ya alhamdulillah jadi banyak pengalaman, banyak ilmu bisa buat baju. Sebelumnya saya cuma permak saja. Sekarang bisa bikin hem sama celana,” tutur Yanti, salah seorang peserta pelatihan menjahit, dengan ekspresi ceria.
Bagaimana tidak senang, Yanti sudah selesai menuntaskan program pelatihan menjahit yang digelar Dinas Sosial PPPA Kota Probolinggo sejak 5 Oktober lalu, yang berakhir Jumat (24/10). Selain mendapat ilmu seperti pecah pola, potong kain dan menjahit, ia mendapat mesin jahit dan sertifikat.
“Mudah-mudahan bisa banyak orderan. Biasanya tidak banyak soalnya cuma permak saja. Pelatihan ini bermanfaat sekali buat saya. Terima kasih buat Pemerintah Kota Probolinggo mesin jahitnya,” imbuh perempuan berusia 43 tahun yang punya 2 anak itu.
Yanti adalah satu dari 12 peserta Pelatihan Menjahit Bagi Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), Perempuan Pelaku Industri Rumahan (IR) dan Perempuan Rentan di Kota Probolinggo. Selama 15 hari, peserta mendapat pelatihan dari instruktur owner CV Kurnia Bordir Sutiyah.
Saat penutupan pelatihan, Wali Kota Probolinggo Dokter Aminuddin hadir bersama Pj Sekda Rey Suwigtyo dan perangkat daerah terkait. Ia mengaku sangat bangga dengan hasil pelatihan para peserta meski pelaksanaannya cukup singkat. Kendati begitu, peserta bisa menghasilkan produk yang siap pakai. Bahkan, pakaian yang dipakai saat penutupan adalah karya masing-masing peserta.
“Ini merupakan bagian dari Bapak Presiden Prabowo serta sesuai visi misi saya dan Bu Wakil (Wawali Ina) dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Diharapkan keterampilan ibu-ibu bisa untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Dengan keterampilan ini mudah-mudahan secara kualitas ekonomi keluarga dan pribadi, bisa meningkat,” seru Dokter Amin.
Usai pelatihan, lanjut wali kota, ada tantangan baru yang harus diperjuangkan agar hasilnya bermanfaat bagi keluarga. “Dari Kurnia Bordir bisa bermitra sehingga betul-betul bisa dapat order untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Pelatihan ini bisa menambah kekuatan, rasa percaya diri dan meningkatkan ekonomi keluarga ibu-ibu sekalian,” harapnya.
Menegaskan apa yang disampaikan Wali Kota Probolinggo, Kepala Dinsos PPPA Madihah mengatakan kegiatan yang dilaksanakan ini adalah sebagai bentuk pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi. Yaitu, melalui penambahan wawasan dan ketrampilan bagi perempuan sehingga setelah mengikuti pelatihaan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas diri lebih berdaya dan mandiri secara ekonomi. Serta dapat mengambil peran dalam ketahanan ekonomi keluarganya.
“Setelah menerima mesin jahit, diharapkan mereka dapat membuka usaha dan bergabung dalam Koperasi Merah Putih di wilayahnya masing-masing. Kami juga bekerja sama dengan Disperinaker melakukan bimbingan dan pengawasan. Karena yang penting adalah setelah kegiatan ini (pelatihan),” ungkap Madihah.
Sementara itu, instruktur pelatihan, owner CV Kurnia Bordir Sutiyah menceritakan, sejumlah peserta punya basic permak. Oleh karena itu, di pelatihan ini mereka diajari cara menjahit bukan hanya permak.
Selama pelatihan mereka mendapat ilmu antara lain membuat model gamis, celana, blus batik dan kemeja. Kami kenalkan sampai mereka tahu karena mereka dididik untuk menerima jahitan yang sebenarnya, bukan permak saja. Saya tegaskan kepada peserta harus bisa menjahit dan alhamdulillah perkembangannya sangat baik,” ujar Sutiyah.
Ia pun berharap, ilmu yang didapat peserta tidak hanya berhenti sampai disini saja. “Saya tidak mau berhenti di sini (ilmu yang didapat). Saya bisa merekrut ibu-ibu untuk bisa membantu perekonomian keluarga supaya ilmunya bermanfaat. Kami sangat siap bermitra karena kami juga membutuhkan tenaga,” imbuh pengusaha pakaian bordir ekspor itu. (fa/pin)

