Wali Kota Aminuddin Ingin Benteng Mayangan Jadi Lebih Hidup dan Berpotensi Jadi Destinasi Wisata Baru

2025

MAYANGAN – Usai berkantor di Kecamatan Mayangan, Rabu (27/5), Wali Kota dr. Aminuddin meninjau ke area Benteng Mayangan, yang berada tak jauh dari kantor kecamatan setempat. Kunjungannya kali ini terkait adanya potensi lokal di sektor pariwisata.

“Ya, kita melihat potensi Kampung Benteng, karena di sini memang ada peninggalan jejak sejarah. Yaitu masih ada tembok-temboknya yang bisa kita upayakan sedemikian rupa dalam rangka mencari destinasi wisata baru di Kota Probolinggo. Mudah-mudahan nanti dalam waktu dekat ini (terealisasi), doakan,” kata Wali Kota Amin.

Seperti diketahui, penjajahan Belanda di Indonesia menyisakan peninggalan-peninggalan yang hingga kini masih bisa kita jumpai keberadaannya. Salah satunya di Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan.

Kampung Benteng merupakan aset Kodim 0820 Probolinggo, merupakan warisan budaya lokal yang sampai saat ini masih dapat disaksikan wujud keberadaannya. Bangunan bekas benteng Belanda tersebut perlu penanganan serius agar tak hilang dimakan usia.

Meski benteng ini berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata sejarah, sayangnya bagian dalam benteng bahkan ditumbuhi semak belukar sehingga terbengkalai dan tidak dirawat dengan baik. “Alhamdulillah Dandim mendukung (eksplorasi Benteng Mayangan ini), untuk nanti dikembangkan sebagai tempat pertunjukan seni misalnya atau apapun dari skala kelurahan atau agar Benteng ini lebih hidup lagi,” ujar Amin.

Senada dengan yang disampaikan Wali Kota Probolinggo, Camat Mayangan Agus Dwiwantoro mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya telah berkoordinasi dengan Dandim untuk mendiskusikan Kampung Benteng masuk dalam daftar Bangunan Cagar Budaya Indonesia. “Sementara ini statusnya masih sebagai cagar budaya lokal saja,” kata Agus.

Nah, sebagai bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah terkait bangunan peninggalan masa penjajahan, Camat Agus menegaskan pihaknya akan melakukan kerja bakti dalam waktu dekat. “Kami segera laksanakan kerja bakti terlebih dahulu, barulah setelahnya kita buat event di sini. Ada (pemasangan) lampu-lampu, ada peneranganlah. Nanti apakah mau dibuat seperti benteng tempo doeloe, kita buat latihan kesenian dan lain-lain,” terangnya.

Guna mewujudkan itu semua, Agus berharap dukungan dan partisipasi aktif masyarakat setempat khususnya. Sehingga nantinya, masyarakat juga mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab yang besar terhadap kelangsungan keberadaan peninggalan sejarah ini.

“Harapan kami kalau benteng itu sudah kelihatan bersih, silakan digunakan untuk kemaslahatan warga. Digunakan oleh warga pastinya dan benteng itu harus dipelihara oleh warganya juga. Tinggal nanti kelurahan dan kecamatan yang akan nge-push untuk pemberdayaan masyarakatnya, mau dikelola yang seperti apa,” pungkasnya. (es/fa)

BAGIKAN