KANIGARAN – Workshop Badan Ekraf Digital Entrepreneurship (BDE) Tahun 2025 yang digelar Kementerian Ekonomi Kreatif di Bale Hinggil, Senin (8/12), menjadi momentum penting bagi penguatan ekosistem ekonomi kreatif digital di Kota Probolinggo.
Wakil Wali Kota Probolinggo Ina Dwi Lestari menegaskan bahwa Indonesia saat ini hidup di era percepatan, di mana “perubahan” adalah satu-satunya hal yang pasti. Ia menyampaikan bahwa kekuatan ekonomi tak lagi bertumpu pada sumber daya alam, tetapi pada kreativitas, ide, dan gagasan. “Namun kreativitas saja tidak cukup. Kita butuh kendaraan untuk melesat cepat, dan kendaraan itu adalah teknologi digital,” ujarnya.
Wawali Ina memaparkan bahwa kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional terus meningkat, terutama pada subsektor digital seperti pengembangan aplikasi, gim, dan desain komunikasi visual. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dengan keberagaman budaya, talenta muda melimpah, dan pasar digital yang termasuk terbesar di dunia.
“Pertanyaannya, apakah kita hanya akan menjadi pasar? Atau pemain utama? Jawabannya ada di tangan kita masing-masing,” tegasnya. Ia menekankan bahwa digital entrepreneurship bukan sekadar memindahkan toko ke marketplace, namun menciptakan nilai tambah, efisiensi bisnis dan kolaborasi.
Wawali juga mengingatkan bahwa teknologi seperti AI mampu bekerja cepat, tetapi tidak memiliki imajinasi dan rasa. “Kekuatan pelaku ekonomi kreatif ada pada sentuhan personal dan cerita di balik produk, hal yang tidak bisa ditiru mesin,” katanya.
Pemerintah Kota Probolinggo, lanjutnya, akan terus berkomitmen mendukung ekosistem ekonomi kreatif, namun pelaku UMKM tetap menjadi nahkoda yang menentukan arah masa depan. Ia menutup sambutan dengan pesan inspiratif bahwa masa depan adalah milik mereka yang menyiapkannya hari ini.
Acara yang dibuka Plt Direktur Aplikasi Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi, Wahyu Wicaksono, juga membahas pentingnya pemanfaatan marketplace dan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar UMKM. “Apa yang kita produksi dapat dipromosikan dengan baik, sehingga pasarnya bukan lagi kota, tapi nasional,” ujarnya.
Workshop semakin menguatkan wawasan peserta melalui materi dari Firstman Marpaung, founder aksinusantara.com sekaligus praktisi digital berpengalaman di Nokia, Microsoft, dan Intel Inside se-Asia Pasifik. Dengan penyampaian materi yang mudah dipahami, Marpaung mengurai strategi dan persiapan yang harus dilakukan UMKM untuk menghadapi digitalisasi.
Kegiatan yang dihadiri 90 peserta UMKM se-Kota Probolinggo ini juga diwarnai penyerahan souvenir dari Panji Purboyo, Tenaga Ahli Menteri Ekonomi Kreatif Bidang Keprotokolan dan Koordinasi Daerah, kepada Pemerintah Kota Probolinggo. Workshop BDE 2025 diharapkan dapat menjadi ruang belajar, membangun jejaring, serta mendorong pelaku UMKM menjadi pemain utama dalam persaingan ekonomi digital global. (sit/fa)

