KADEMANGAN - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes, P2KB) Kota Probolinggo melakukan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 terhadap sejumlah balita di beberapa wilayah setempat. Salah satunya, pengecekan gizi kepada anak ke-empat Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin, Khadijah Aqillah.
Ya, Senin (19/9) pagi, terlihat rombongan Tim Enumerator SSGI yang diketuai Plt. Kepala Dinkes, P2KB dr NH Hidayati tiba di rumah pribadi wali kota, di lingkungan Pondok Pesantren Riyadhus Solihin, Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Ketapang. Disana rombongan disambut istri wali kota, Aminah Hadi.
“Saya Aminah Hadi Zainal Abidin, bersedia menjadi responden SSGI 2022,” ucapnya menyambut kedatangan tim tersebut. Dengan sabar, perempuan yang pagi tadi mengenakan gamis berwarna merah marun itu menjawab satu per satu pertanyaan tim enumerator.
Diketahui, Khadijah Aqillah yang bisa disapa Aqila, lahir dengan berat sekitar 3,9 kg. Kini berat balita yang berusia 2 tahun 3 bulan itu 14,65 kg. Sedangkan tingginya 93,3 cm. Aqilla pun tampak nyaman berada di tengah-tengah orang baru di sekelilingnya. Bahkan Aqilla tak canggung ketika meminta petugas memeriksa lingkar lengannya.
Aminah menyampaikan serangkaian giat yang dilaluinya bersama putri kecilnya tadi adalah salah satu bentuk dukungannya terhadap pemenuhan status gizi, untuk mengetahui gambaran status gizi balita Aqilla.
Kegiatan pengumpulan data yang dilaksanakan pada balita Aqilla meliputi pengukuran panjang/tinggi badan, berat badan, LILA dan wawancara bersama bunda Aminah. “Tadi sudah di cek, ditimbang, sudah semua alhamdulillah. Insyaallah hasilnya nanti status gizi Aqilla sehat, ya, Dok?,” tanya Aminah, yang kemudian langsung dijawab dengan anggukan petugas yang memeriksa.
Dokter Ida menyampaikan data yang dikumpulkan valid dan akan ada tindak lanjut intervensi baik spesifik maupun sensitif, yang efektif dan efisien sehingga prevalensi stunting khususnya di Kota Probolinggo bisa diturunkan secara signifikan.
“Kenapa Ibu Aminah? Ini karena sample-nya acak ya dan datanya turun langsung dari pusat. Jadi, Bu Aminah ini sebagai responden yang kebetulan juga istri dari wali kota Probolinggo,” terangnya, ketika ditanya alasan survei pengecekan di rumah Ketua Tim Penggerak PKK Kota Probolinggo.
Pengecekan pemenuhan status gizi yang berlangsung mulai 7 September hingga 15 Oktober 2022 ini, jelas dokter Ida, menghasilkan data prevalensi stunting, wasting, underweight, dan overweight. Selain itu juga akan diperoleh informasi capaian indikator intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Pengecekan pemenuhan status gizi, dimaksudkan untuk mengetahui status gizi balita dan determinannya khususnya di wilayah Kota Probolinggo.
Hasilnya digunakan sebagai data nasional dan rekomendasi kebijakan dari tingkat nasional, provinsi dan kota atau kabupaten. Di Kota Probolinggo sendiri survei dilakukan bersama tim dengan sasaran sebanyak 550 sampling balita.
Dokter Ida mengatakan, setiap harinya selama kurang lebih 1 jam tim enumerator melakukan survei pendataan. Dalam sehari, enumerator bisa melakukan survei sampai 6 Kepala Keluarga (KK). Selain itu juga dilakukan koordinasi untuk lebih bisa menggali data yang valid dan bisa memberi gambaran status gizi balita di kota ini.
“Jadi, (ketika surveilan datang dan melaksanakan tugasnya) paling tidak, kita harus menyampaikan data yang diminta seakurat mungkin. Sampaikan saja dengan sebenar-benarnya,” pesannya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (EPPBGM) pada Dinkes, P2KB Kota Probolinggo tahun 2021, prevalensi stunting Kota Probolinggo sebanyak 14,1 %. Dari data tersebut dapat dimanfaatkan sebagai informasi yang penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Usai wawancara bersama tim enumerator, Aminah berharap rangkaian giat surveilan ini dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan bersama. Pun ratusan balita yang dicek status gizinya, bisa terpantau sehat semua. “Semoga semuanya sehat dan normal. Status gizinya normal,” tandasnya. (es/fa)