Habib Hadi Buka Festival Seni Budaya dan Pariwisata Curahgrinting

2022

KANIGARAN - “Saya ingin, salah satunya, kesenian seperti tabuh lesung Roro Jonggrang, bisa diperlombakan antar kelurahan atau ditampilkan ketika ada tamu kunjungan dari luar daerah dan luar negeri. Agar kesenian ini tidak hilang tergerus zaman sehingga tinggal cerita saja,” seru Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, saat membuka Festival Seni Budaya dan Pariwisata Tingkat Kelurahan Curahgrinting Kecamatan Kanigaran, Minggu (7/8) pagi di sepanjang Jalan Kapuas, RT 01 RW 01.

Hal itu cukup beralasan. Menurut wali kota, seni budaya dan pariwisata merupakan satu potensi yang perlu dilestarikan dan dikembangkan, karena mengandung nilai-nilai budaya yang hidup. Setelah sempat mengalami vakum karena pandemi, ajang festival seni budaya dan pariwisata yang dirangkai dengan aksi perebutan gunungan hasil bumi oleh warga itu, diharapkan menjadi spirit atau kekuatan dalam melestarikan budaya lokal. Sehingga generasi penerus kelurahan setempat dapat meneruskan warisan budaya.

“Kalau bukan kita yang melestarikan, maka akan terputus pada generasi seterusnya, (budaya tersebut bisa) luntur dan akhirnya hilang. Untuk itulah peran dan dukungan kita diperlukan,” tegasnya.

Ia menambahkan, melestarikan kebudayaan senantiasa mendapat hambatan yang tidak ringan. Setidaknya, ada tiga hambatan dalam upaya melestarikan seni budaya tradisional. Diantaranya, derasnya arus budaya asing dalam berbagai bentuk yang masuk dengan berbagai cara. “Padahal jika kita mau selektif dan objektif, maka tak sedikit seni budaya asing yang tak sesuai dengan jati diri dan budaya bangsa,” tegasnya.

Hambatan berikutnya, keterbatasan manajemen pengelolaan. Dimana substansi nilai budaya lokal tetap perlu dikemas secara profesional. “Artinya, resensinya tetep budaya lokal, akan tetapi manajemen kelompoknya perlu dikelola secara modern,” ujarnya.

Lalu, hambatan sarana dan prasarana (sarpras). Kreativitas seni dan budaya memang membutuhkan dukungan sarpras serta dukungan dari semua pihak untuk berperan serta secara aktif dalam menjaga eksistensi dan pengembangan seni tradisional.

Wali kota juga mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Kelurahan Curahgrinting dalam menjaga dan melestarikan seni budaya tradisional ini. “Tentunya, kegiatan ini patut diapresiasi sebagai bentuk upaya melestarikan budaya yang ada di Kota Probolinggo, khususnya di Kelurahan Curahgrinting,” kata Habib Hadi.

Festival seni budaya ini menjadi wadah bagi para pelaku seni dalam mengembangkan kreativitasnya. Dapat membantu pelaku usaha menjual dagangannya dan dapat memberikan edukasi pada masyarakat tentang nilai-nilai budaya yang ada di lingkungannya.

Ketua Pokjamas Karya Mandiri Kelurahan Curahgrinting, Syamsudin, pagelaran seni budaya ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan menghargai seni budaya yang diwariskan oleh leluhur secara turun temurun yang hampir punah. Sehingga melalui kelompok sanggar seni baik di tingkat kelurahan maupun pelajar dapat melestarikannya.

Festival yang menyuguhkan beragam kesenian dan budaya lokal seperti musik kalimosodo, kereta kencana, gambus Ibnu Sarkawi, tampilan kesenian kuda kencak kyai Jatayu dan jaran bodag ini, turut dihadiri oleh Ketua TP PKK Aminah Hadi Zainal Abidin, Camat Kanigaran Agus Riyanto beserta istri, Lurah Curahgrinting Gilang Ramadhan Liyadi beserta istri, para pelaku kesenian lokal dan UMKM warga kelurahan setempat.

Pada kesempatan yang sama juga ditampilkan seni pencak silat Ibnu Alwani, hadrah Putri Sahara serta giat Posbindu memberikan pelayanan pemeriksaan gula darah, tekanan darah, lingkar perut, tinggi badan dan konsultasi dokter gratis. (es/fa)

BAGIKAN