KADEMANGAN - Pada umumnya, pembuatan motif batik selalu dilakukan di atas kain dengan menggunakan canting serta malam atau lilin. Namun berbeda dengan UMKM Kota Probolinggo yang satu ini. Pada peringatan Hari Batik Nasional Minggu (2/10) ini, UMKM Batik Manggur Kelurahan Triwung Kidul bekerja sama dengan Aphrodite Coffee Turkish menggelar pelatihan membatik di atas segelas kopi.
Pelatihan yang baru pertama kali digelar di Kota Probolinggo ini disambut antusias oleh peserta pelatihan. Penggagas acara sekaligus pemilik Batik Manggur Siti Malikha mengungkapkan bahwa agenda ini bertujuan untuk merubah kesan masyarakat bahwa membatik itu sulit dan membosankan.
“Karena tidak semua orang memahami batik, kadang kesannya mau belajar batik itu sulit, sehingga tidak tertarik, jadi supaya teman-teman ini bisa tertarik, kami membatiknya tidak cuma di kain, bisa melukis di kopi, terutama untuk pecinta kopi,” jelas Siti Malikha.
Proses membatik di kopi ini harus menggunakan kopi jenis latte. Yakni kopi hitam yang dicampur dengan susu dengan lapisan busa susu / foam diatasnya. Selanjutnya, motif, gambar atau pola dilukis menggunakan bantuan pensil kopi di atas lapisan foam. Sehingga didapatkan sebuah gambar dengan gradasi warna putih dari foam dan warna coklat dari kopi.
Diungkapkan oleh barista (peracik kopi) dari Aphrodite Coffee Turkish, Daryl Alifian, kunci dari proses membatik di atas kopi ini adalah imajinasi dari pembuatnya. “Sebenarnya itu fokus sama imajinasinya harus dikuatin lagi, karena sering referensi lihat-lihat di media sosial itu juga bisa untuk gambar batik yang ada di kopinya itu nanti,” kata barista yang sudah bertahun-tahun menekuni dunia pembuatan kopi itu.
Dalam pelatihan membatik di atas kopi ini, dirinya mengajarkan motif gambar-gambar sederhana kepada peserta pemula itu. “Sementara ini masih gambar yang pemula banget, seperti gambar kucing, anjing, sama rata-rata beruang juga bisa,” terang Daryl.
Salah satu peserta pelatihan, Husnul turut membuktikan bahwa membatik di atas kopi itu bisa dilakukan. “Namanya belajar, susah-susah gampang, ternyata membatik di atas kopi itu memang bisa, bukan hanya di kain saja,” kata Husnul yang saat itu fokus berlatih menggambar motif kucing.
Selain membatik di atas kopi, pelaksana acara juga menyertakan pelatihan membatik menggunakan media kain. Dengan pilihan teknik membatik cap, teknik batik Ecoprint dan batik Sibori. Agenda pelatihan ini juga sekaligus mempromosikan kampanye persahabatan global yang diikuti oleh Kota Probolinggo pada ajang We Love Cities. Pelatihan batik di hari Batik Nasional sebagai upaya melestarikan batik motif kearifan lokal agar terus dipakai dan dicintai pemakainya. Hal tersebut diungkapkan oleh Siti Malikha di sela-sela pelatihan. “Untuk melestarikan budaya ini, semua teman-teman lebih semangat untuk membatik dan juga untuk memakai hasil produk daerah sendiri, yakni batik khas Kota Probolinggo,” ungkap Siti Malikha. (dp/fa)