KADEMANGAN - Dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia ke- 30, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memprakarsai giat penanaman pohon di sekitar Sumber Mata Air Jalil Ketapang, Rabu (30/3) pagi. Melibatkan perwakilan unsur terkait seperti, Komunitas Pelestari Keanekaragaman Hayati (Komtari Kehati), Kelompok Masyarakat Pengawas Perikanan (Pokmaswas), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Camat Kademangan Ghofur Efendi dan jajarannya serta pelajar dari sekolah terpilih Adiwiyata tingkat nasional tahun 2022, yakni SDN Ketapang 1, SDN Sukabumi 4, SD Integral Hidyatullah Kedopok, SMPK Mater Dei dan SMP Negeri 1.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Setiorini Sayekti memberikan semangat bagi para pelajar sekolah Adiwiyata yang dipandu oleh Ketua Komtari Kehati berharap dapat mengimplimentasikan ilmu lingkungannya pada tingkat nasional. “Semoga nanti bisa mencapai hasil yang terbaik. Intinya adalah bahwa tidak hanya sekadar meraih penghargaan, tetapi memang sudah bisa mengimplementasikan baik di lingkungan sekolah dan juga bisa menyebarkan (informasi) di lingkungan sekitar,” harapnya.
Sebagaimana tema Hari Air Sedunia tahun ini adalah “Air tanah membuat yang tak terlihat, terlihat” bahwa ketika air tanah terjaga dengan baik, maka kehidupan di atasnya juga akan berjalan dengan baik. Tak dipungkiri, keberadaan air bersih sangat diharapkan untuk keperluan sehari-hari. “Wujud syukur kita masih diberikan nikmat dengan bisa memperoleh air secara mudah, maka kita juga harus memeliharanya. Salah satunya adalah penanaman pohon untuk konservasi air,” ungkapnya.
Rini- sapaan akrabnya mengucapkan apresiasi bagi pemerhati lingkungan, karena mereka telah bekerja sukarela tanpa pamrih dan tanpa imbalan diharapkan dapat menggerakkan ekonomi lokal. Sehingga pemkot setempat berupaya mengelola wilayah pesisir pantai dengan memberdayakan masyarakat.
“Pemerintah tidak akan pernah bisa berjalan sendiri tanpa ada dukungan dari masyarakat, dukungan dari dunia pendidikan. Dan semoga nanti ada dukungan dari dunia usaha untuk bisa mengembangkan tempat ini menjadi salah satu destinasi wisata Kota Probolinggo,” bebernya.
Dijelaskan Kabid Konservasi dan Pertamanan DLH Suciati Ningsih, dengan melakukan penanaman pohon ini dimaksudkan agar akar pohon bisa melindungi Sumber Mata Air Jalil. “Sesuai dengan potensi dan karakteristik yang ada di sumber mata air ini adalah gayam, sukun dan juwet. Tapi juwet tidak kami lakukan. Yang kami tanam gayam dan sukun, karena akarnya ke bawah, jadi tidak merata dan ranting-rantingnya cukup kuat,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala DLH Rachmadeta Antariksa mengimbau masyarakat di sekitar Sumber Mata Air Jalil untuk tidak mencemarinya. “Karena ini ruang publik, masyarakat bebas melakukannya (beraktivitas) karena tidak ada petugas penjaganya. Namun demikian, saya berharap masyarakat ikut serta tidak mencemari sumber mata air ini,” cetusnya. (dewi)