Realisasikan Usulan Musrenbangkel, Disdikbud Berantas Buta Aksara di Jrebeng Kulon

2022

KEDOPOK - Dalam rangka pemberantasan buta aksara di Kota Probolinggo, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat menggelar program keaksaraan fungsional (KF) yang bertempat di balai Kelurahan Jrebeng Kulon Kecamatan Kedopok, Rabu (7/9) malam.

Program keaksaraan fungsional (KF) merupakan program yang mengajarkan kepada masyarakat yang belum memiliki kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung) dalam usia produktif. Masyarakat yang belum memiliki kemampuan calistung ini disebut sebagai warga belajar. “Jadi program ini sebagai salah satu bentuk layanan pendidikan luar sekolah bagi masyarakat yang belum memiliki kemampuan calistung. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini mereka memiliki kemampuan tersebut yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-harinya,” kata Wawan Sugiantono, Staf Ahli Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan dalam sambutannya.

Staf Ahli yang juga menjabat Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menambahkan, warga belajar di Kelurahan Jrebeng Kulon juga akan dibekali dengan penguatan karakter dan pelatihan team work yang baik dan solid. “Saya menyambut gembira kegiatan ini. Kegiatan ini memberikan pemahaman dan motivasi bagi masyarakat akan pentingnya pembelajaran KF dalam penuntasan masalah buta aksara. Warga belajar yang berhasil menyelesaikan akan mendapat surat keterangan aksara (Sukma) sebagai bukti kelulusan,” ujarnya.

Program KF juga membantu dasar kemampuan dalam pengembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang dibutuhkan warga belajar dalam menyesuaikan diri di lingkungannya. Salah satu bentuk kemampuan yang perlu dikembangkan yaitu kemampuan mengenal huruf latin, karena dari sini warga belajar akan bisa merangkai kata-kata menjadi bermakna.

 “Alhamdulillah kegiatan ini sebagai usulan dari musrenbang di tingkat kelurahan, agar warga di Kelurahan Jrebeng Kulon sejumlah 60 orang ini diajari calistung. Kurang lebih selama 3 bulan pelaksanaan pembelajarannya, namun untuk hari dan waktu belajarnya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi warga belajar,” ujar Heri Wijayani, Kabid PNF.

Sekitar delapan tutor dari PKBM Hidayah dan Salam Cordova yang disiapkan untuk mengajari warga belajar ini. “Kurang lebih ada 25 kali pertemuan, bisa seminggu 3 kali atau lebih sesuai kesepakatan dengan tutor,” bebernya.

Sementara itu salah satu tutor dari PKBM Hidayah, Halimatussa’diyah mengungkapkan kegiatan pembelajaran KF akan terbagi menjadi 6 kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang warga belajar. “Pembelajarannya akan berlangsung selama 1 jam, tergantung kesepakatan akan dimulai di jam berapa. Kalau melihat di tahun-tahun sebelumnya dimulai pukul 18.00 -19.00 atau setelah solat isya. Warga belajar cenderung sudah mengenal berhitung dalam kehidupan sehari-hari karena sudah tahu menghitung uang. Sehingga target pertama difokuskan pada membaca dan menulis,” ungkapnya.

Menurutnya, kendala yang sering dihadapi adalah penglihatan warga belajar yang berusia lanjut. “Karena usia yang sudah lanjut tentunya berpengaruh pada penglihatan mereka dan seringkali sulit menerima pembelajaran. Contohnya materi huruf “A”, belum tentu dalam 1 hari itu mereka mengerti sehingga perlu diulang-ulang setiap harinya sambil menyelipkan materi yang baru. Memang dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran agar mereka bisa membaca, menulis dan berhitung,” urainya. (mir/fa)

BAGIKAN