KADEMANGAN – Tim penilaian kampung KB tingkat Provinsi Jawa Timur melakukan verifikasi lapangan di Kampung KB Bangkit Kelurahan Kademangan, Kecamatan Kademangan, Jumat (13/5). Kehadiran tim verifikasi bersama Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati disambut hangat oleh Sekda drg. Ninik Ira Wibawati dan Ketua Tim Penggerak PKK Aminah Hadi Zainal Abidin serta jajaran Perangkat Daerah terkait.
Dalam sambutannya, Sekda Ninik menjelaskan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Banggakencana) merupakan program BKKBN untuk mewujudkan keluarga berkualitas. “Kampung KB dibentuk untuk meningkatkan kesejahteraan, perekonomian, mengurangi angka buta huruf, mengendalikan jumlah penduduk melalui sinergitas program-program pembangunan keluarga berencana dan program lain yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat, ”terangnya.
Ninik menambahkan Kampung KB Bangkit di Kelurahan Kademangan merupakan kampung KB percontohan di Kota Probolinggo yang berhasil mengimplementasikan program Banggakencana bersinergi dengan lembaga, mitra kerja, stakeholders dan lintas sektor terkait dalam membuat inovasi. “Semoga hasil yang dicapai dapat menjadi contoh untuk kampung KB lain di wilayah Kota Probolinggo. Semoga kegiatan penilaian ini berjalan lancar dan bermanfaat untuk kita semua,” harapnya.
Senada dengan Sekda Ninik, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim Maria Ernawati mengatakan persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah angka prevalency stunting yang masih relatif tinggi sekitar 24,4 persen. ”Di Provinsi Jawa Timur mencapai 23,5 persen dan Kota Probolinggo sekitar 18 persen, luar biasa. Standar dari WHO untuk menurunkan stunting di bawah 20 tahun, dari sini Kota Probolinggo sudah masuk dalam kategori itu,” jelasnya.
Maria mengungkapkan pemerintah menargetkan di tahun 2024 nanti angka stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen. Tentunya program ini tidak hanya dibebankan pada salah satu perangkat daerah saja, karena stunting adalah siklus hidup, mulai dari anak belum lahir sampai dengan seribu hari pertama kehidupan harus dikawal. Dengan memetakan keluarga yang berisiko stunting mulai dari ibu hamil, ibu pasca melahirkan, ibu yang memiliki anak dibawah usia dua tahun (baduta) dan balita. “Saya mohon agar pemerintah daerah mengawal dari data-data stunting ini agar nantinya tidak ada lagi anak-anak stunting di Kota Probolinggo. Kampung KB harus bisa menyelesaikan isu-isu dan tantangan pembangunan yang ada di masing-masing wilayah,” tandasnya.
Maria juga menambahkan sekitar 38 kabupaten/kota yang mengikuti perlombaan ini, terdiri dari 2 kategori yaitu kategori kabupaten dan kategori kota. Dari kategori kabupaten terdapat 4 nominasi yaitu Kampung KB Bening dan Kampung KB Kedawung Kabupaten Kediri, Kampung KB Mulyoadi Kabupaten Magetan, dan Kampung KB Deket Agung Kabupaten Lamongan. Kategori kota terdapat 3 nominasi yaitu Kampung KB Bangkit Kelurahan Meri Kota Mojokerto, Kampung KB Kapendis Rejomulyo Kota Madiun, dan Kampung KB Bangkit Kelurahan Kademangan Kota Probolinggo.
“Jadi verifikasi lapangan ini dilakukan untuk mencari bukti apa yang sudah disampaikan melalui profil. Jika sudah terbukti ada maka penilaiannya sesuai. Namun ketika di lapangan ditemukan yang belum tertulis dalam profil, maka akan dijadikan tambahan dalam penilaian. Saya berharap dalam kunjungan lapangan ini tim menemukan apa saja kendala dan hambatan dalam pengelolaan kampung KB sehingga bisa menjadi referensi untuk membuat kebijakan bagi kampung KB ke depannya,” urainya.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan P2KB, NH. Hidayati yang ditemui usai acara mengaku optimis Kampung KB Bangkit Kelurahan Kademangan menjadi yang terbaik. “Kami mengirimkan profil kampung KB ini untuk dilombakan di tingkat provinsi dan alhamdulillah masuk salah satu nominasi untuk kategori kota. Kami selalu optimis dan mudah-mudahan Kampung KB Bangkit Kelurahan Kademangan menjadi yang terbaik diantara nominasi lainnya,’’ harapnya. (mir/fa)