KANIGARAN – Pelaksanaan vaksin booster di Kota Probolinggo terus dikejar. Selain melayani vaksin di fasilitas kesehatan, petugas juga jemput bola menyasar ke kelurahan hingga perkantoran di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo. Seperti Jum'at (4/2) pagi, bertempat di Puri Manggala Bhakti, vaksin booster dibuka untuk kalangan kepala Perangkat Daerah dan pegawai setempat.
dr Santy dari Puskesmas Kanigaran, yang merupakan koordinator vaksinasi menilai, vaksin booster di masyarakat sangat baik responnya. Tak hanya itu ia juga meyakini jika banyak masyarakat yang telah menunggu untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga ini.
Katanya, efek usai vaksin booster ini antara lain nyeri ditempat suntik, badan sedikit meriang (demam), nyeri otot dan nyeri sendi. Namun demikian, pihaknya telah menyiapkan kaplet paracetamol 500 mg yang diberikan untuk penerima vaksin booster jika terjadi gejala tersebut.
Antuasiasme mendapatkan vaksin booster terlihat dari semangat para kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo. “Ini adalah kewajiban bagi semua lapisan masyarakat, untuk kita mempersiapkan diri. Karena kita sedang perang melawan Covid-19, terutama varian baru Omicron. Sehingga kita semua harus kompak, untuk segera mengikuti vaksin booster, karena vaksin ini untuk melindungi kita bersama,” tutur Kepala Satpol PP Aman Suryaman.
Masih menurut mantan Kadis Kominfo ini, beberapa persiapan yang ia jalankan untuk mengurangi efek samping usai vaksin booster, diantaranya adalah istirahat cukup dan sarapan terlebih dahulu. “Alhamdulillah, tadi sudah divaksin kita menunggu 10 menit dan tidak ada reaksi apa pun. Jangan takut untuk divaksin booster. Karena justru kita harus takut kalau kita belum vaksin, karena risikonya lebih tinggi,” pungkas Aman.
Berdasarkan data Dinkes P2KB, capaian vaksinasi Covid 19 di Kota Probolinggo per tanggal 3 Februari menunjukkan total sasaran vaksin pertama sebanyak 86,39 persen, sedangkan vaksin kedua mencapai 70,94 persen. Untuk vaksin ketiga masih 4,65 persen. Sementara itu, untuk vaksin anak tahap pertama mencapai 80,80 persen. (dewi)