Antisipasi Inflasi, TPID Kota Probolinggo Ajak Masyarakat Lebih Bijak Dalam Berbelanja

2023

KANIGARAN – Meskipun inflasi yang dialami Kota Probolinggo bulan Agustus 2023 cenderung landai, yakni sekitar 0.08 persen, Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) drg. Ninik Ira Wibawati, tetap ingatkan masyarakat untuk bijak dalam berbelanja dan memenuhi asupan kebutuhan keluarga secara wajar.

Hal itu disampaikan drg. Ninik, saat mengisi Suara Inflasi, ajang dialog interaktif bersama segenap anggota TPID dan Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo, Senin (25/9) siang, di Studio 1 Radio Suara Kota FM.

"Ayo kita bersama-sama secara bijak dalam berbelanja. Tidak selalu menggantungkan kebutuhan pokok kita pada beras atau nasi, karena asupan karbohidrat juga bisa didapat dari bahan pangan lain. seperti singkong, jagung atau kentang. Stop boros pangan, ambil secukupnya dan habiskan," pesannya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo Heri Sulistio menyampaikan bahwa tingkat inflasi month to month (m-to-m) Agustus 2023 sebesar 0,08 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Agustus 2023 sebesar 1,68 persen.

Jika dilihat secara grafik perkembangan inflasi month to month perbandingannya dari tahun 2021-2023, maka dapat dilihat bahwa inflasi di bulan Agustus 2023 lebih tinggi dibanding inflasi month to month di bulan Agustus tahun 2021 dan 2022.

Sedangkan secara year to date inflasi pada tahun ini lebih rendah dibandingkan Agustus tahun 2022 lalu yang mana pada tahun tersebut yakni 3,19%, namun lebih tinggi dari Agustus tahun 2021 yang pada saat itu sebesar 0,75%. Jika ditinjau dari inflasi year on year Kota Probolinggo pada Agustus 2023 mengalami inflasi sebesar 3,91% yang mana hal ini lebih rendah dari inflasi year on year Agustus 2022.

Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Agustus 2023, antara lain: beras, cabai rawit, tahu mentah, kentang, cumi-cumi, ikan kembung/ikan gembung/ ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, kangkung, udang basah, ikan kerisi dan susu bubuk untuk balita. Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, tempe, tongkol diawetkan, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, minyak goreng, ketimun, bayam dan bawang putih. (Shei-MG)

BAGIKAN